Sebagai seorang Menteri Pertahanan, pernyataan seperti itu mencerminkan pemahaman yang tuli akan dinamika konflik internasional dan penderitaan manusia yang rumit.
Kompleksitas situasi Gaza, yang sarat dengan nuansa historis, politis, dan kemanusiaan, tidak dapat secara sederhana dikaitkan dengan ketidakmampuan militer.
Sayangnya, komentar ini merusak kedalaman dan kepekaan yang diharapkan dari seorang kandidat yang bersaing untuk menduduki jabatan tertinggi di negara ini.
Selain itu, ketidakmampuan atau keengganan Prabowo untuk melawan data yang disajikan oleh Ganjar dan Anies dengan informasi konkretnya sendiri merupakan kelemahan yang mencolok.
Dalam debat, kekuatan data sangat besar, dan keengganan Prabowo untuk terlibat secara faktual melemahkan pendiriannya, memberikan kesan menghindar atau kurangnya persiapan yang matang.
Kesenjangan ini terutama terlihat jelas dalam diskusi pengeluaran pertahanan dan strategi militer, di mana keahliannya diantisipasi untuk bersinar.
Anies Baswedan, di sisi lain, menunjukkan kemahiran yang patut dipuji dalam menyampaikan visi dan gagasannya. Pendekatan strategis terhadap isu-isu nasional dan internasional menandai penampilannya.
Namun, fokus Anies tampak agak terpecah, terutama ketika ia mengarahkan energinya untuk menyerang Prabowo.
Meskipun konfrontasi ini mungkin tidak dapat dihindari mengingat sifat debat yang kompetitif, hal ini terkadang mengurangi kemampuan Anies untuk mengartikulasikan visi komprehensifnya untuk Indonesia.
Perspektif Anies mengenai konflik Laut Cina Selatan dan peran ASEAN sangat mendalam. Penekanannya pada pentingnya melibatkan ASEAN dalam menyelesaikan masalah yang kompleks ini merupakan bukti pemahamannya tentang dinamika regional dan nilai koalisi diplomatik.
Selain itu, gagasan Anies untuk membangun jembatan komunikasi dan memosisikan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Global South merupakan visi yang menyegarkan dan ambisius.
Hal ini menggarisbawahi peran potensial Indonesia tidak hanya sebagai pemain regional, tetapi juga sebagai pemberi pengaruh global, terutama dalam mewakili kepentingan dan suara negara-negara berkembang.
Sebaliknya, penekanan Anies pada peran ASEAN dalam mengelola konflik Laut Cina Selatan menunjukkan pemahaman yang lebih bernuansa tentang dinamika regional dan pentingnya dialog multilateral.
Pendekatan ini, ditambah dengan gagasannya dalam membangun komunikasi dan kepemimpinan di kawasan Global South, menunjukkan visi yang melampaui kekuatan militer dan mencakup keterlibatan diplomatik dan pembangunan koalisi.
Fokus Anies pada aspek-aspek ini menunjukkan keyakinan pada pendekatan lebih kolaboratif dan inklusif terhadap hubungan internasional, yang dapat menjadi sangat penting dalam menavigasi saling ketergantungan yang kompleks di dunia modern.