Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Analisis "Public Speaking" Debat Capres Ketiga

Kompas.com - 08/01/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Respons cukup panas, lagi-lagi terlihat “umpan” Anies memancing sisi emosi Prabowo. Balasan yang dikenang semalam dari Prabowo tentu saja kalimat-kalimat semacam, “ Omon-omon”, “Hanya bisa kata-kata”, “Kata-katanya teoritis”, “Tak pantas seorang Profesor berkata begitu”,”Anda tak pantas bicara soal etika”, “Anda menyesatkan”, dan seterusnya.

Sorot matanya tajam, serta rona wajahnya memerah. Sementara kalau kita telisik, materi debat cukup terlupakan dan energi lebih besar untuk menangkis dan mengklarifikasi.

Bahkan ada satu momen ketika Prabowo berusaha menjelaskan dan menuduh datanya salah ke Anies sampai berkali-kali diingatkan moderator.

Selepas itupun, tangannya berkacak pinggang ditujukan kepada moderator yang menyetop durasi over-nya.

“Undangan” khusus dari Prabowo ke Anies untuk membahas soal alutsista pun diberikan, seraya menyebut Anies tak mengerti soal pertahanan.

Saat sesi tanya jawab, “kehangatan” juga terjadi ketika Prabowo menyambut pertanyaan Anies soal standar etika dan penekanan pertanyaan sebelumnya di sesi pembuka.

Prabowo menyebut Anies terus menyesatkan demi mengejar ambisi menjadi presiden.

Di sisi lain, Prabowo semalam berkali-kali menyatakan kesamaan gagasan dengan apa yang disampaikan oleh Ganjar. Dari soal rasio hutang maupun pertanyaan teknis soal hankam dan hubungan internasional.

Ada kesan yang ingin disampaikan, kalau Prabowo relatif nyambung dengan Ganjar serta sama-sama bersikap konfrontatif dengan Anies.

Di sisi lain, Anies dan Ganjar relatif berkawan, tidak bersahabat erat, tetapi sama-sama halus saat mengkritik. Tambah menarik karena posisi Ganjar semalam justru di tengah-tengah Anies dan Prabowo, tak seperti debat sebelumnya.

Merujuk Onong Effendy dalam “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik”, saat orasi, ada teori yang disebut teori kuda. Maksudnya, tiap bagian pidato merujuk anggota tubuh kuda.

Yakni Exordium (kepala/pendahuluan, yakni pendahuluan harus dapat membangkitkan perhatian hadirin), Protesis (bagian punggung, yakni pokok permasalahan dikenalkan dengan pemaparan latar belakang masalah), Argumenta (Alasan yang mendukung pokok permasalahan), dan Conclusio (Ekor, yakni penegasan akhir tentang pandangan nalar yang benar mengenai pokok permasalahan).

Jika sebatas merujuk teori ini, maka Anies dan Ganjar lebih mampu menjalankan perencanaan orasi yang sudah disiapkan sebelum debat.

Setiap sesi, ruh soal perubahan dan pro wong cilik, relatif lebih mampu dieksekusi keduanya. Saat menanggapi ataupun saling menjawab, idealisme keduanya tak luntur dan kekeuh di jalur itu.

Sementara Prabowo yang meneruskan kebijakan Jokowi, menyinggung soal keberlanjutan kebijakan, tetapi tidak begitu tebal, dan beberapa kesempatan sibuk tangkis sana-sini.

Maka itu, wajar jadinya, jika kita melihat impresi di media sosial selama dan setelah debat, kesan oposan Anies kian nyaring saja disebutkan netizen. Warganet yang inginkan perubahan disuarakan dengan berbagai pertanyaan Anies.

Ganjar terkesankan sebagai penerus pembangunan, namun akan lebih ditajamkan. Sementara Prabowo tetap dalam imaji siap lanjutkan kebijakan eksisting secara normatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di WWF 2024, Pertamina Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Nasional
Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Nasional
Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Nasional
WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

Nasional
Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nadiem Janji Batalkan Kenaikan UKT yang Nilainya Tak Masuk Akal

Nasional
KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com