Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamika NU dan Deretan Pengurus yang Dicopot Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 31/12/2023, 21:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan memberhentikan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar pada Rabu (27/12/2023) malam lalu.

Keputusan PBNU menuai beragam respons karena terjadi di tengah masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

NU sebagai organisasi menyatakan sampai saat ini tetap mengacu kepada keputusan Muktamar ke-27 pada 1984 di Situbondo, Jawa Timur.

Hasil muktamar itu adalah menegaskan NU kembali ke Khittah 1926, yakni sebagai organisasi agama dan kemasyarakatan dan bukan sebagai partai politik.

Baca juga: Cak Imin Sebut Pencopotan Ketua PWNU Jatim Bisa Timbulkan Keraguan Nahdliyin ke PBNU

Pada masa lalu, NU pernah aktif sebagai partai politik yang mempunyai dukungan politik cukup besar. Mereka berada di posisi ketiga dalam Pemilu 1955 dengan meraih hampir 7 juta suara atau 18,4 persen dari jumlah keseluruhan suara.

Sedangkan pada saat ini, NU menyatakan tidak akan memihak atau netral terhadap seluruh kandidat peserta pemilihan umum (Pemilu) dan Pilpres 2024.

Pemecatan terhadap KH Marzuki Mustamar menjadi persoalan yang disorot karena terjadi di tengah masa kampanye Pilpres dan Pemilu 2024.

Menurut keterangan KH Abdus Salam Shohib atau Gus Salam, pencopotan pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang itu terjadi setelah PBNU menggelar pertemuan di Surabaya, Rabu (27/12/2023).

Baca juga: Diberhentikan PBNU, Mantan Ketua PWNU Jatim: Ga Tahu karena Kesalahan Apa

Dalam pertemuan tersebut menyebut, pencopotan sebagaimana pernyataan Ketua PBNU dalam forum.

"Statement Ketum PBNU tadi malam di hadapan PCNU se-Jatim," kata Gus Salam saat dikonfirmasi, Kamis (28/12/2023) siang.

Terkait sebab pencopotan KH Marzuki Mustamar, dia mengaku tidak mengetahuinya.

"Penyebabnya bisa langsung konfirmasi ke PBNU," ucap Gus Salam.

KH Marzuki membenarkan dia menerima surat pemberhentian dan menghormati keputusan itu.

Baca juga: Pengurus PWNU Jatim Dipecat PBNU, Cak Imin: Baru Kali Ini Dalam Sejarah

"Kami tetap menghormati ketika keputusan itu dibuat oleh orang yang kami hormati. Maka secara struktural, kami sebagai kader NU tentu menerima secara keorganisasian," kata Kiai Marzuki pada Jumat (29/12/2023).


Namun, Kiai Marzuki tidak tahu menahu alasan dirinya diberhentikan. Dia hanya khawatir keputusan yang ada berdasarkan isu-isu tentang dirinya.

"Tidak disebut, sehingga kami tidak tahu, lalu kami harus berbenah, kami juga enggak tahu kesalahan apa. Karena ada yang membuat suara-suara KH Marzuki begini, begini. Karena enggak disebut atas kesalahan apa, pokoknya atas usulan syuriah. Sehingga, kami mau bersikap secara hukum enggak bisa, karena tidak disebut alasan kesalahan apa," tutur dia.

Sebelumnya, Kiai Marzuki menyampaikan, beberapa waktu dirinya masih beraktivitas seperti melakukan rapat.

Kemudian pada 27 Desember 2023, dirinya masih dimintai tanda tangan SK tentang rekomendasi PCNU Kota Pasuruan.

Baca juga: PBNU Sebut Pemberhentian Ketua PWNU Jatim karena Organisasi, Tak Terkait Politik

Kiai Marzuki juga menyatakan siap menerima dengan lapang dada apabila benar diberhentikan sebagai Ketua PWNU Jatim. Namun dia menyinggung, bila terdapat pihak-pihak yang salah dalam memutuskan maka wajib untuk diingatkan.

"Saya berkeyakinan bahwa warga NU ini orang-orang yang dewasa. Mereka tidak akan bereaksi yang berlebihan. Kecuali kalau ada yang kurang pas, siapapun termasuk saya punya kewajiban untuk meluruskan," kata Kiai Marzuki pada Kamis (28/12/2023).

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni memaparkan alasan di balik pencopotan KH Marzuki Mustamar.

Dia mengatakan, alasan pencopotan adalah soal dinamika internal.

"Pemberhentian sudah biasa di internal organisasi, tidak usah dibesar-besarkan," katanya melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (28/12/2023) sore.

Baca juga: Ketum PBNU Guyon Cak Imin Tak Menang Pilpres, Waketum PKB: Masa Ditanggapi yang Begitu?

Pemberhentian KH Marzuki, kata dia, telah diproses sejak lama dan sama sekali tidak terkait dinamika politik saat ini.

"Proses pemberhentian juga sesuai AD/ART dan ketentuan yang ada. Tidak terkait politik," ujarnya.

Di sisi lain, Gus Salam juga dicopot dari jabatan Wakil Ketua Umum PWNU Jawa Timur oleh PBNU.

Penyebanya diduga karena dinamika internal, yakni gugatan yang dilakukan Gus Salam terhadap PBNU terkait struktur kepengurusan Pimpinan Cabang NU Jombang.

Tidak hanya pengurus NU di daerah yang dicopot dari jabatannya di masa kampanye. Sebanyak 2 Ketua PBNU, yakni Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dicopot karena rangkap jabatan dalam partai politik.

Baca juga: Ketua PBNU Guyon Cak Imin Tidak Menang Pilpres, Timnas Amin: Biarkan Saja...

Nusron adalah kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar. Partai Golkar juga salah satu pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sedangkan Nasyirul merupakan sekretaris umum Pengurus Pusat Baitul Muslmin Indonesia, organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). PDI-P adalah salah satu partai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"(Pencopotan) itu memang aturan organisasi bahwa tidak boleh merangkap jabatan dalam pengurus harian PBNU dengan jabatan di parpol," kata Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi kepada Kompas.com, Rabu (13/12/2023).

Fahrur menuturkan, PBNU telah memberi waktu kepada Nusron dan Nasyirul untuk memilih dan menentukan sikap agar tidak rangkap jabatan dengan partai politik.

Hasilnya, Nusron dan Nasyirul dicopot dari posisi pengurus harian PBNU, tetapi menjabat sebagia ketua lembaga di bawah naungan PBNU.

Baca juga: Nusron Wahid Diberhentikan dari Ketua PBNU karena Rangkap Jabatan

Mereka tetap diberi amanat tugas di lingkup lembaga di bawah jajaran PBNU semisal Pak Nusron menjadi ketua lembaga pertanian," kata Fahrur.

Ia pun menegaskan bahwa pencopotan ini tidak berkaitan dengan Pemilihan Presiden 2024 di mana Nusron merupakan sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

"Ini tidak ada kaitan dengan pilpres, murni aturan organisasi agar NU tidak terikat dengan partai politik manapun," ujar Fahrur.

Baca juga: Diberhentikan dari Ketua PBNU, Nusron Wahid: Ikuti Saja, Santri Enggak Boleh Bantah

Menunggu

Soal sikap politik dalam Pemilu dan Pilpres 2024, PBNU menyatakan menunggu keputusan dari Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar.

Hal itu dia sampaikan dalam pembukaan Rakernas Fatayat NU yang disiarkan melalui kanal YouTube TVNU, Senin (2/10/2023).

"Soal yang lain-lain misalnya soal politik dan lain-lain sudahlah, ikuti saja saya, kita nunggu Rais Aam," ucap dia.

Gus Yahya mengatakan, ia sudah diberikan pesan agar menunggu keputusan dari Rais Aam untuk memutuskan arah dukungan PBNU.

Baca juga: Erick Thohir Resmi Jadi Pengurus PBNU, Gantikan Ulil Abshar

"Kemarin sudah dibilang sama Rais Aam to kemarin, ya udah kita nunggu aja. Saya aja sudah disuruh nunggu masa kalian enggak nunggu. Kita nunggu saja sudah, enak," ucapnya kepada para Fatayat NU.

Gus Yahya kemudian menekankan bahwa politik tak lagi jadi kepentingan utama PBNU. PBNU saat ini lebih bercorak pada organisasi Islam yang turun langsung memberikan perubahan tanpa terafiliasi dengan politik praktis.

Dia menyebut Pemilu 2024 bukan kepentingan utama dan bisa diibaratkan hanya sebatas simbol estafet kepemimpinan di Indonesia.

"Karena yang penting soal politik ini, yang penting kan kita lewat dengan selamat, itu aja yang penting," tuturnya.

Baca juga: Yenny Wahid Cuti dari PBNU Usai Dukung Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024

"Ini cuma tempat lewatan saja, ini bukan pusat kepentingan kita. Karena positioning Nahdlatul Ulama sudah bergeser tidak lagi politik," pungkas dia.

(Penulis: Achmad Faizal, Nugraha Perdana, Singgih Wiryono, Ardito Ramadhan | Editor: Pythag Kurniati, Reni Susanti, Dani Prabowo, Krisiandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com