Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PBNU: Jangan Bawa Konflik di Palestina Jadi Isu Pertentangan Agama, Bahaya Sekali

Kompas.com - 27/11/2023, 12:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta agar masyarakat tidak membawa konflik Palestina dan Israel ke dalam isu pertentangan agama.

Menurut dia, konflik tersebut merupakan tragedi kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi ,anusia (HAM).

Hal ini dikatakan pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut menanggapi adanya bentrok antara massa pro Palestina dan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) di Bitung, Sulawesi Utara.

"Yang terjadi di Bitung, kita minta sungguh-sungguh supaya masyarakat ini tidak membawa isu tentang konflik di Palestina ke dalam isu pertentangan agama. Jangan sampai, itu berbahaya sekali, dan tidak sepatutnya itu dilakukan," kata Gus Yahya di sela acara International Summit of Religious Authority (ISORA) di Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Bentrok Massa di Bitung, Kapolri Minta Tak Ada Provokasi agar Kerukunan Terjaga

Ia juga mengatakan, seluruh umat beragama justru harus berkonsolidasi menangani masalah ini.

Oleh karena itu, ia meminta semua pemangku kepentingan untuk berkonsentrasi mencari jalan keluar, bukan hanya marah-marah dan bentrok, walaupun setiap orang memiliki kecenderungan emosional atau sentimen kepada pihak-pihak tertentu.

"Kalau ikut-ikutan marah, yang ini marah demi ini, yang situ marah demi yang lain, tidak ada jalan keluar. Orang tetap menderita, manusia-manusia tetap mati di sana. Apakah itu orang Palestina maupun yahudi," ujar Gus Yahya.

Lebih lanjut, ia meminta warga Bitung, Sulawesi Utara, untuk menghentikan kekerasan yang mengakibatkan bentrok beberapa waktu lalu.

Selain itu, Gus Yahya meminta warga dan kader-kader NU Sulawesi Utara untuk berperan aktif meredakan ketegangan di Bitung. Caranya dengan merajut dialog di antara kelompok-kelompok yang berbeda supaya kembali terjalin hubungan yang harmonis.

"Mari kita berkonsentrasi dalam konsolidasi untuk mencari jalan keluar. Maka saya sungguh minta, sungguh minta, kepada masyarakat khususnya di Bitung, untuk menghentikan. Itu tidak ada gunanya, sama sekali tidak ada gunanya. Sama sekali tidak menolong siapa-siapa, kita hanya menyakiti diri sendiri," kata Gus Yahya.

Baca juga: Bentrok Massa di Bitung, Kapolri Minta Tak Ada Provokasi agar Kerukunan Terjaga

Dikutip dari Kompas.id, dua kelompok masyarakat di Bitung, Sulawesi Utara, sempat terlibat bentrokan yang diduga akibat provokasi terkait keberpihakan dukungan terhadap Palestina dan Israel.

Video soal bentrokan ini juga tersebar di media sosial. Bahkan, dalam pemberitaan Kompas.id dikabarkan bahwa ada korban akibat betrokan tersebut.

Namun, polisi langsung menurunkan pasukan untuk menjaga daerah Maesa guna menjaga daerah tersebut.

Baca juga: Pascabentrok Massa, Bitung Sulut Sudah Aman dan Kondusif

Sementara itu, Kompas.com telah memberitakan bahwa situasi di Bitung sudah kondusif kembali sebab kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian damai pada Minggu (26/11/2023) dini hari.

“Tadi malam sudah diprakarsai Badan Kerja Sama Antar Umat Agama (BKSAUA) dan Forkopimda untuk dibikinkan surat damai, dibikinkan pernyataan damai kedua belah pihak,” kata Kasi Humas Polres Bitung Ipda Iwan Setiyabudi saat dihubungi Kompas.com via telepon, Minggu.

Namun, Iwan mengatakan, sejumlah personel tetap disiagakan di obyek-obyek vital dengan lokasi rawan yang kejadian kemarin.

"Kita juga dibantu dari Sat Brimobda, kemudian dari Pol Air dari Polres Minahasa Utara dan dari Polda,” ujarnya.

Baca juga: Bentrok Massa di Bitung, Kapolri Minta Tak Ada Provokasi agar Kerukunan Terjaga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com