Ia memaparkan, tekanan dari instrumen hukum dan kekuasaan terjadi atas beberapa hal. Pertama, pencopotan baliho Ganjar-Mahfud MD di sejumlah wilayah Tanah Air.
Kedua, dugaan intimidasi terhadap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang memotret fakta elektabilitas Ganjar-Mahfud meninggi.
Tiga, dugaan tekanan juga dialami oleh pegiat media sosial Ulin Ni'am Yusron dan politikus PDI-P Adian Napitupulu.
Hasto lantas meminta para kader banteng tetap tenang dan tak terintimidasi oleh semua persoalan yang terjadi.
“Ajakan dari Pak Arsjad untuk semua cool, semua menanggapi dengan menderaskan suatu semangat bahwa Pak Ganjar-Pak Mahfud ini yang terbaik. Maka kemudian kami minta semua untuk taat dengan hukum," tutur dia.
Meski begitu, Anies tak menampik adanya tekanan politik yang dirasakan oleh koalisinya.
“Kalau saya tidak ada (komunikasi) ya,” ucap Anies di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (19/11/2023).
Baca juga: Anies: Tekanan yang Kita Alami Tak Seberapa Dibanding Tekanan Ekonomi yang Dirasakan Rakyat
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Muhaimin. Meskipun, ia mengaku tak ingin menutup silaturahmi dengan semua kontestan Pilpres 2024.
“Pokoknya sebagai sesama jangan memutus silaturahmi kepada semua kandidat, jangan memutus silaturahmi, jangan memutus tali persahabatan," sebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim meminta PDI-P tidak bersikap cengeng menghadapi berbagai persoalan jelang pemilu mendatang.
“Kami merasa tidak pernah dan tidak perlu menggandeng paslon manapun dalam pilpres, lagian UU (Undang-Undang) kan tidak memberi peluang untuk urusan gandeng- menggandeng," kata Hermawi.
"Sebaiknya, kami anjurkan marilah kita membangun kemandirian, jangan cengeng, dikit-dikit ngeluh, katanya kuat, katanya mau menang, kok dikit-dikit ngeluh, ngeluh kok dikit-dikit," kata dia.
Baca juga: Dulu Diusir, Kini Nasdem Tantang PDI-P Keluar dari Kabinet Jokowi
Kemudian, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyatakan tak pernah merasa mendapatkan tekanan dari aparat negara.
Baginya, tekanan pada Anies justru didapatkan dari kepala daerah yang merupakan bagian parpol tertentu.
Ia juga menekankan, sampai tahap ini tak pernah berkomunikasi dengan Hasto soal tekanan dari kekuasaan.
"Ketika kita bicara tentang tekanan, kita secara jujur harus mengatakan bahwa Nasdem selama mendampingi Mas Anies setahun lebih berkeliling, kita tidak pernah diperlakukan diskriminatif oleh kepolisian, atau katakanlah institusi negara ya. Justru kami mendapat perlakuan yang sulit itu di daerah-daerah yang kami datangi yang kebetulan kepala daerahnya dari partai tertentu," papar Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.