Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Minta Bawaslu Tertibkan Spanduk Berisi Dukungan ke Anies-Muhaimin di Sleman

Kompas.com - 11/11/2023, 16:14 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menertibkan spanduk yang menampilkan dukungan PPP kepada pasangan capres-cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Jalan Wates Km 8, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Sebab, PPP resmi mengusung capres-cawapres, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, bukan Anies-Muhaimin.

"Kami tidak tahu menahu, tentu kami minta aparat penegak hukum, khususnya Bawaslu untuk menertibkan karena itu bukan ranah kami dan itu bukan PPP kami, saya enggak tahu," kata Awiek di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/11/2023).

Baca juga: Dukung Ganjar-Mahfud, PPP Optimistis Bisa Naikkan Suara di Jatim

Menurut Awiek, pihak yang menyalahgunakan atribut resmi dari salah satu peserta pemilu bisa dikenakan pasal pidana terkait pemilu.

Meski begitu, Awiek tidak memungkiri jika ada segelintir kader di tingkat akar rumput PPP yang mendukung Anies dan Cak Imin.

Dia mengatakan bahwa tidak ada partai yang solid secara penuh mendukung satu pasangan calon pada Pilpres 2024.

Namun, ia tetap yakin mayoritas anggota PPP tetap akan mendukung pasangan calon Ganjar dan Mahfud.

"Kan semua partai itu hampir tidak ada yang solid, tapi di tempat yang lain pun sama partai lain pun begitu, tetapi kami yakin PPP nanti ketika pemilu masih lebih banyak yang memilih Pak Ganjar," ucap dia.

Baca juga: Muncul Spanduk PPP Dukung AMIN di Sleman, Anies Sebut Bukan Sesuatu yang Aneh

Beberapa waktu lalu, ramai pemberitaan sebuah spanduk dukungan yang bertuliskan "PPP Jalan Wates 100% Dukung AMIN (Anies Baswedan-Cak Imin)" dipasang di Jalan Wates Km 8, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.

Di spanduk tersebut terdapat foto bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan. Kemudian di spanduk tersebut dapat tulisan "Hanya Orang Orang Beriman yang Memilih Pemimpin yang Beraklaqul Karimah".

Ketua DPW PPP DIY Muhammad Yazid pada Senin (6/11/2023) mengatakan, tidak mengetahui pemasangan spanduk tersebut.

Sementara itu, bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyebut memang banyak dukungan yang datang dari akar rumput PPP.

"Ya memang banyak. Sudah lama ya sebetulnya dengan teman-teman grassroot PPP kita berinteraksi dekat, berjuang bersama," ujar dia setelah menghadiri acara pertemuan nasional Turun Tangan ke VIII di Grand Serela Yogyakarta, Jumat (10/11/2023).

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dengan interaksi tersebut maka dukungan yang muncul kepadanya melalui spanduk bukanlah hal yang aneh.

Baca juga: Muncul Spanduk PPP Dukung AMIN di Sleman, DPW PPP DIY Mengaku Tak Tahu

Anies menyampaikan, bentuk ekspresi dukungan yang datang tidak hanya sebatas spanduk, tetapi juga melalui media sosial dan WhatsApp (WA).

"Kalau tidak ekspresi itu muncul di poster terbuka muncul juga di WA, muncul juga di sosial media," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

Nasional
Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Segera Kunjungi Lokasi Banjir Sumbar, Menko PMK: Kita Carikan Solusi Permanen Agar Tak Berulang

Nasional
Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Baleg Ajukan Revisi UU Kementerian Negara sebagai RUU Kumulatif Terbuka

Nasional
Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Buka Opsi Sebar Satkalsel, KSAL: Tunggu Kapal Selamnya Banyak Dulu

Nasional
Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Khofifah: Guru Besar Usul Pembentukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Teknologi, dan Inovasi

Nasional
Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Nasional
PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com