Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Sebut Demokrasi di Indonesia Sedang Menurun, Indikasinya Terjadi KKN

Kompas.com - 28/10/2023, 06:01 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia saat ini mengalami penurunan dan kesuraman.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, salah satu indikasinya adalah kembali terjadinya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

"Reformasi kita pilih, 25 tahun berlangsung lebih sudah, sebentar lagi 30 tahun. Artinya kita berhasil melampaui beberapa tantangan, meskipun kita waspada hari ini terjadi, demokrasi mengalami masa penurunan dan masa kesuraman," ujar Cak Imin ketika berbicara di acara acara Rakorda DPP IMM DKI Jakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).

Cak Imin mengatakan, jika sistem sudah koruptif dan KKN merajalela maka sistem pemerintahan tidak akan berjalan secara seimbang.

Baca juga: Cerita Anies Beri Makan Ulat untuk Tambahan Biaya Kuliah, Cak Imin: Pemimpin Sukses yang Pernah Menderita

Ia pun menyinggung adanya lembaga negara yang saling memakan satu sama lain. Sehingga pihak yang semestinya mengawasi dan yang diawasi tidak dapat menjalankan fungsinya.

"Yang diawasi dan mengawasi tak jadi fungsi masing-masing kalau yang diawasi dan mengawasi sama-sama saling memakan. Terakhir, ada tukang korupsi, diperiksa oleh pemeriksa korupsi, tapi pemeriksa korupsi dicurigai melakukan korupsi," kata Cak Imin

"Artinya, ini sistem mengalami tanda tanya besar. Tugas kita evaluasi total sistem ini agar bangsa ini berjalan tetap sehat dan kekayaan negara dinikmati sebesarnya kemakmuran rakyat," ujarnya lagi.

Merujuk kepada hal itu, Cak Imin pun menekankan bangsa Indonesia masih terus membutuhkan gagasan untuk perbaikan. Terlebih, menurutnya, sistem demokrasi dan reformasi saat ini sudah 25 tahun berjalan.

Baca juga: Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud, Cak Imin: Ya Enggak Apa-apa

Ia lantas mengatakan, biasanya sebuah sistem pemerintahan yang dipilih harus dievaluasi total setelah memasuki 30 tahun. Seperti halnya masa Orde Baru yang bertahan selama 32 tahun.

"Orde Baru hanya 32 tahun sistem otoriter, demokratis terpusat otoriter. Dengan kekuatan yang sangat lengkap, logistiknya, militeristiknya, sistem ketatanegaraannya," kata Cak Imin.

Bahkan, ia mengatakan, saat Orde Baru pelaksanaan pemilu sudah diketahui siapa pemenangnya.

Meski demikian, Indonesia akhirnya memilih sistem demokrasi yang memberi ruang keterlibatan masyarakat.

"Kenapa kita pilih sistem demokrasi karena tak ada satu pun kekuatan, apalagi individu pemimpin mampu memimpin negaranya ketika semua rakyatnya tak dilibatkan," ujar Cak Imin.

Diketahui, Muhaimin Iskandar bersama Anies Baswedan telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai bakal calon presiden (capres) dan cawapres untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

 Baca juga: PDI-P Ungkap Wacana Presiden 3 Periode Permintaan Pak Lurah, Cak Imin: Tanya Hasto Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas dan AHY Hadir

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas dan AHY Hadir

Nasional
Momen Jokowi Nge-vlog Sambil Cicipi Mie Pedas di Semarang

Momen Jokowi Nge-vlog Sambil Cicipi Mie Pedas di Semarang

Nasional
Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Jokowi Shalat Idul Adha di Semarang, Wapres Ma'ruf di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com