Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aidil Aulya
Dosen UIN Imam Bonjol Padang

Dosen UIN Imam Bonjol Padang

Gibran: Simbol Retaknya Gerakan Pemuda

Kompas.com - 26/10/2023, 06:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Seandainya pemerintah pusat punya perlakuan yang sama pada semua daerah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik secara signifikan.

Kenapa banyak program harus diarahkan ke Solo? Saya tidak bisa menjawab dengan pasti. Satu hal yang nyata terlihat, hampir semua elite politik nasional singgah dan mampir ke Solo selama Gibran menjabat. Kalau tidak bisa disebut sowan ke Gibran.

Jika itu dianggap sebagai prestasi Gibran selama jadi Wali Kota, maka prestasi itu artifisial. Harusnya semua kepala daerah mendapatkan perlakuan yang sama dengan Solo.

Harusnya kepala-kepala daerah lain diserahkan saja pada keluarga Jokowi. Mungkin inilah salah satu jawaban dari segala persoalan ekonomi dan pemerataan pembangunan di daerah lain.

Klaim prestasi yang disuguhkan oleh Gibran selama menjadi Wali Kota dianggap cukup untuk bersaing menjadi wakil presiden.

Tanpa tedeng aling-aling, Prabowo memantapkan diri bersanding dengan Gibran sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pilpres tahun 2024 yang akan datang.

Pilihan Prabowo disetujui oleh seluruh partai koalisi. Tidak main-main, para politisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju merupakan politisi kawakan yang sudah makan asam garam politik Indonesia.

Kalau boleh saya pakai kata-kata Saldi, saya “bingung” dengan pilihan ini. Apakah Gibran dipilih karena prestasi atau karena Jokowi? Jawabannya sudah tersedia pada analis-analis politik hebat.

Bagi saya pilihan ini merupakan hantaman keras pada partai politik yang tidak mampu menghasilkan kader-kader untuk mengisi ruang-ruang kepemimpinan nasional.

Kalaupun ada, kader-kader tersebut tidak punya sumber daya mumpuni sebagai magnet elektoral. Setidaknya pernyataan itu yang bisa saya suguhkan dengan halus.

Rasionalitas politik menjadi babak belur. Tokoh-tokoh besar di Koalisi Indonesia Maju tersipu menahan malu dan tersapu dihantam kenyataan.

Benar juga yang disampaikan oleh segilintir orang, kita hidup di era di mana para komedian lebih rasional dibanding para politisi.

Lupakan soal dinasti politik yang dulu sering mereka lontarkan. Pilihan Prabowo dianggap paling rasional untuk momentum sekarang. Harusnya para elite politik di koalisi itu marah.

Sekali lagi, saya “bingung” kalau ketua umum di Koalisi Indonesia Maju tidak marah.

Irasionalitas politik dinasti bisa saja dirasionalisasikan dengan banyak cara. Kalau ada yang marah-marah soal dinasti politik, saya yakin orang-orang itu tidak dianggap penting.

Indonesia butuhnya orang yang meraung ketika lapar dan bisu kekenyangan saat bertungkus jabatan. Itu realitasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com