Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Gibran Rakabuming, antara Representasi Kaum Muda dan Politik Dinasti

Kompas.com - 24/10/2023, 12:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENGUMUMAN Gibran Rakabuming Raka (36), putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto (72), Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), tak pelak lagi mengguncang lanskap politik Indonesia.

Langkah signifikan ini menimbulkan pertanyaan tentang demokrasi, politik dinasti, dan representasi kaum muda dalam lanskap politik Indonesia.

Bagi para pengamat, langkah ini menggemakan kembali jejak-jejak dinasti. Demokrasi Indonesia, yang hidup dan bersemangat sejak gerakan Reformasi pada 1998, selalu tertatih-tatih di antara etos demokrasi murni dan iming-iming kekuasaan yang terpusat.

Jokowi muncul sebagai representasi dari demokrasi akar rumput. Perjalanannya dari seorang pengusaha mebel menjadi wali kota Solo dan akhirnya menjadi Presiden, menggarisbawahi narasi bahwa siapa pun bisa bercita-cita untuk menduduki jabatan tertinggi di Indonesia.

Namun, dengan naiknya Gibran, ada pergeseran yang tidak kentara. Meskipun wali kota muda Solo ini tentu saja membawa beban politik, menjadi putra seorang presiden yang sedang menjabat menawarkan keuntungan yang sulit ditandingi oleh kandidat lain.

Hal ini menjadi semakin jelas ketika kita melihat bahwa Gibran didukung oleh kekuatan penuh dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Peristiwa ini memunculkan hal menarik: Dengan dicalonkannya Gibran ke dalam bursa calon wakil presiden, ketidakberpihakan dan kredibilitas Jokowi sebagai presiden akan diuji secara kritis.

Kesucian proses pemilihan umum (pemilu) berpotensi terancam, mengundang kontemplasi tentang kemungkinan Jokowi memanfaatkan aparat negara untuk mendukung putranya.

Keputusan Mahkamah Konstitusi untuk menurunkan batas usia bagi calon presiden dan wakil presiden, asalkan mereka memiliki pengalaman sebagai kepala daerah, dipandang oleh banyak orang sebagai dukungan bagi populasi muda Indonesia yang sedang berkembang.

Pada 2024, sebanyak 60 persen dari pemilih adalah generasi milenial dan Gen Z, angka yang terlalu signifikan untuk diabaikan oleh para politisi.

Gugatan untuk perubahan ini diajukan oleh Partai Solidaritas Indonesia, yang ketua umumnya adalah Kaesang Pangarep, adik kandung Gibran.

Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman adalah saudara ipar dari Jokowi. Dengan adanya hubungan kekeluargaan ini, dugaan nepotisme dan dinasti politik telah disuarakan.

Pencalonan Gibran dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan generasi dan sebagai manifestasi dari pengaruh keluarga dan politik.

Secara historis, gerakan pemuda di Indonesia telah memainkan peran transformatif. Sumpah Pemuda pada 1928 bukan hanya deklarasi, melainkan juga kekuatan yang menggembleng untuk melawan pemerintahan kolonial.

Demikian pula, gerakan Reformasi melihat pemuda sebagai garda terdepan dan pusat, menantang status quo.

Membandingkan gerakan akar rumput yang tulus ini dengan kebangkitan Gibran, orang mungkin mempertanyakan apakah semangat representasi kaum muda tetap konsisten.

Namun demikian, representasi kaum muda harus dijaga agar tidak menjadi tokenisme belaka. Untuk benar-benar mewakili kaum muda, kandidat harus menyuarakan aspirasi, tantangan, dan harapan mereka yang melampaui usia.

Penunjukan Gibran berisiko dilihat sebagai langkah strategis, memanfaatkan kemudaannya untuk menggaet pemilih muda, namun belum tentu mewakili aspirasi mereka yang sebenarnya.

Langkah Mahkamah Konstitusi untuk menurunkan batasan usia, meskipun seolah-olah merupakan dukungan terhadap demografi muda Indonesia, ditanggapi dengan skeptisisme, terutama karena waktunya yang bertepatan dengan pencalonan Gibran.

Setelah keputusan ini, sentimen negatif publik terhadap Gibran menunjukkan adanya manipulasi ketentuan hukum untuk mengakomodasi ambisi politik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com