Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deklarator Juanda Kecewa Gibran Jadi Bacawapres Prabowo, Singgung Cawe-cawe Jokowi

Kompas.com - 21/10/2023, 14:18 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu deklarator Maklumat Juanda, Ikrar Nusa Bhakti menyampaikan kekecewaannya menyusul dipastikannya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Ikrar yang merupakan pendukung Jokowi tersebut juga merasa tidak percaya dengan langkah cawe-cawe yang diduga dilakukan Presiden.

"Sangat kecewa. Bukan kecewa lagi, tapi sangat kecewa. Dan kita tidak percaya. Kecewa dan tidak percaya menjadi satu," ujar Ikrar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/10/2023).

"Saya tidak menyangka Presiden yang menjadi idola bagi banyak orang, khususnya bagi kami-kami pakar politik, ahli hukum tata negara yang selalu mengharapkan Indonesia memiliki pemimpin yang menjadi panutan," jelasnya.

Baca juga: Pakar Nilai MK Sulit Pulihkan Kredibilitas Imbas Putusan Batas Usia Capres-Cawapres

Ikrar menjelaskan, sampai satu bulan lalu, dirinya masih belum percaya Presiden Jokowi akan mengambil langkah yang akan memudahkan pencalonan putranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sampai pada suatu hari dia berubah pikiran ketika sedang berbincang dengan sejumlah politisi yang juga rekan-rekannya.

Dari rekan-rekannya itulah Ikrar mengetahui kepastian bahwa ada tekanan politis untuk mengubah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal uji materi batas usia capres dan cawapres.

Mantan Duta Besar RI untuk Tunisia itu pun menduga ada rekayasa yang terjadi di MK. Yang mana putusan hakim yang tadinya menolak, kemudian berubah menjadi menerima sebagian.

Baca juga: Pakar Ragu Pilpres 2024 Berjalan Adil jika Gibran Jadi Peserta

Oleh karenanya, Ikrar khawatir dalam proses Pemilu 2024 yang berlangsung cukup panjang nantinya ada lagi rekayasa-rekayasa yang terjadi.

Terlebih, saat Gibran sudah resmi menjadi peserta pemilu nantinya dikhawatirkan Presiden menjadi tidak netral.

Sebab seorang Presiden memiliki kapital yang sangat besar lewat kekuasaannya.

"Bagaimana mau netral, wong anaknya ikut kontestasi (pemilu). Kebetulan dia masih Presiden Indonesia. Saya tidak menuduh, bukan mustahil dia akan menggunakan institusi baik TNI, Polri, BIN, BSSN," ungkap Ikrar.

Ikrar yang juga mantan Kepala Pusat Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu pun menyayangkan Presiden Jokowi yang sudah mencatat rapor baik di sejumlah bidang, baik ekonomi, infrastuktur, pembangunan di Papua dan sebagainya.

Baca juga: Jawaban Gibran Usai Diusulkan Golkar Jadi Bakal Cawapres Prabowo

"Tetapi justru menciderai situasi politik. Memberikan warisan yang berdemokrasi untuk generasi milenial, generasi Z," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, tanda-tanda Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres untuk Prabowo Subianto menjadi semakin jelas setelah Partai Golkar mengumumkan dukungan untuk Prabowo dan Gibran.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com