Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc
Pengajar Lemhannas

Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional di Lemhannas

Fenomena Kebijakan Negara Indonesia dalam Khazanah Politik Kiwari

Kompas.com - 20/10/2023, 06:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA satu keputusan bijak yang bisa saja menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Apakah itu?

Sebelum kita jawab, ada pertanyaan lain yang bisa kita ajukan. Kenapa Bung Karno bisa terpental dari kursi kepresidenan pada 1967?

Kita bisa menemukan jawabannya dengan menelaah Demokrasi Terpimpin yang digagas Sang Proklamator pada 1959 dan berlangsung hingga 1966. Meskipun memiliki beberapa elemen demokrasi, sistem ini punya beberapa kelemahan yang sangat jelas.

Salah satu kelemahan utama Demokrasi Terpimpin Sukarno adalah kesenjangan politik. Meskipun ada partai-partai politik, kekuasaan sebagian besar terpusat pada presiden.

Presiden Sukarno kala itu memiliki kendali penuh atas pemerintahan dan militer, yang mengakibatkan persaingan politik tak sehat. Hal ini berdampak negatif pada representasi warga negara dalam pengambilan keputusan politik mereka.

Demokrasi Terpimpin juga seringkali disalahgunakan untuk menekan oposisi politik. Sukarno menggunakan sistem ini yang pada akhirnya menghambat kontribusi partai-partai oposisi dan menghentikan kritik terhadap pemerintahannya.

Ini mengakibatkan pembatasan kebebasan berbicara dan berkumpul, yang merupakan hak dasar dalam demokrasi yang sehat.

Demokrasi Terpimpin juga tidak mengedepankan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Karena pemerintahan yang kuat dalam tangan presiden, tindakan pemerintah seringkali tidak terbuka untuk pengawasan publik. Keputusan politik diambil secara otoriter tanpa banyak pertanggungjawaban kepada rakyat.

Sistem ini juga bersumbangsih pada gonjang-ganjing politik dan ketidakpastian di Indonesia. Selama era Demokrasi Terpimpin, terjadi kerusuhan politik dan ketegangan sosial yang berujung pada kebijakan represif dan intervensi militer.

Lantas, ada pertanyaan lain yang menunggu dijawab. Kenapa pula Presiden Soeharto lengser pada 1998?

Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun, dari tahun 1966 hingga 1998. Masa kepemimpinannya yang panjang tersebut dibagi menjadi dua periode, yaitu masa awal yang ditandai dengan stabilitas dan pembangunan ekonomi, dan masa akhir yang ditandai dengan krisis ekonomi dan politik.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada medio 1997-1998, merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kejatuhan Presiden Soeharto.

Krisis tersebut dipicu oleh berbagai faktor, antara lain; kebijakan ekonomi yang tidak transparan dan cenderung otoriter, korupsi merajalela, ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola perekonomian.

Krisis ekonomi tersebut menyebabkan berbagai masalah, seperti kemerosotan nilai tukar rupiah, kenaikan harga barang, pengangguran meningkat, dan ketidakpuasan masyarakat.

Krisis politik juga merupakan faktor yang bersumbangsih terhadap jatuhnya Presiden Soeharto. Krisis tersebut dipicu faktor pemerintahan yang korup dan otoriter, dan aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat.

Puncak dari krisis politik tersebut adalah terjadinya kerusuhan Mei 1998, yang menelan banyak korban jiwa dan harta benda.

Nafsu berkuasa memang selalu menjadi antiklimaks peradaban. Sejak dulu kala, tak terhitung sudah betapa banyak pemimpin yang bahkan harus meregang nyawa, atau terhina, karena gagal mengendalikan egonya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com