Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemhannas Sudah Serahkan Kajian Dampak Risiko Konflik Hamas-Israel ke Presiden

Kompas.com - 11/10/2023, 11:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan kajian risiko perang antara Israel dan Hamas terhadap Indonesia.

Kajian tersebut, kata Andi, atas permintaan Presiden Joko Widodo. 

"Kami sudah menyerahkan kajian cepat kami, hari Senin (9/10/2023) siang kepada Pak Jokowi. Dan itu diminta (Presiden Jokowi) hari Minggu. Kami serahkan hari Senin siang," kata Andi ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Andi menyampaikan hal itu di sela-sela membuka acara Seminar Ketahanan Nasional bertajuk "Membangun Konektivitas Maritim Selatan-Selatan dalam Mendukung Ketahanan Nasional" di hotel itu.

Baca juga: Penduduk Gaza Merasa Tak Punya Tempat Aman di Tengah Serangan Israel

Lebih jauh, Andi menyebutkan, Lemhannas akan memperdalam kajian cepat itu pada Senin pekan depan.

Andi menjelaskan, Sejumlah hal yang bisa berdampak pada Indonesia setelah pecahnya perang Hamas dan Israel dikaji oleh tim dari Lemnahas. 

"Misalnya, satu, apa pengaruh dari eskalasi ini ke proses normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab melalui Abraham accords (perjanjian Abraham) yang mestinya terjadi di tahun ini," jelas dia.


"Ada beberapa deadline (menyangkut perjanjian) yang kemudian lewat karena ada eskalasi kekerasan. Ada deadline di bulan Ramadan tahun ini lewat, karena terjadi eskalasi kekerasan antara Israel dengan Palestina secara signifikan. Ada deadline lagi di bulan November tahun ini yang akan menjadi semakin berat karena ada perang antara Israel dam Hamas," sambungnya.

Baca juga: Israel Sebut Tembakkan Artileri ke Suriah sebagai Balasan

Selain itu, Lemhannas juga akan melakukan fokus group discussion atau diskusi pada Senin pekan depan.

Lemhannas, kata Andi, juga sudah memetakan risiko politik di Indonesia atas perang Israel dan Hamas.

Semisal, Lemhannas sudah memerhatikan berbagai aksi solidaritas untuk Palestina yang kemungkinan muncul.

"Di situ tidak terlalu masalah karena sikap politik luar negeri Indonesia tegas. Kita selalu memperjuangkan yang pertama adalah kemerdekaan Palestina," ujar mantan Sekretaris Kabinet era Presiden Jokowi periode pertama ini.

Baca juga: Korban Jiwa Meningkat, Dubes Palestina: Israel Tak Patuh Hukum Internasional

"Lalu yang kedua kami juga melihat apakah nanti apa yang terjadi antara Israel dengan Hamas ini memancing kemunculan aksi-aksi teror baru terutama untuk kepentingan-kepentingan negara-negara yang secara eksplisit dalam satu minggu ini lebih mendukung operasinya Israel daripada misalnya memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, jumlah korban tewas hingga Selasa (10/10/2023) malam mencapai 1.900 orang.

Perang antara Hamas dan militer Israel pecah sejak serangan yang dilakukan Hamas di sejumlah titik. Israel melalui Kementerian Pertahanan menyatakan perang terbuka pada Senin (9/10/2023). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com