Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Jokowi Terpancing Wacana Jadi Ketum PDI-P, Bisa Dituduh "Dikasih Hati Malah Minta Jantung"

Kompas.com - 05/10/2023, 14:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai Joko Widodo (Jokowi) perlu menghitung dengan matang soal usulan kakak Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, yang mengusulkannya menjadi Ketua Umum PDI-P usai melepas jabatan presiden.

Pasalnya, setiap keputusan Jokowi terkait ini pasti akan dipantau oleh Ketua Umum Megawati. Apalagi, sematan Megawati untuk Jokowi yang petugas partai hingga kini masih melekat.

"Jika Jokowi justru terpancing mengikuti masukan Guntur, maka ia bisa dituduh 'dikasih hati malah minta jantung" ujar Umam kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Meski demikian, Umam menilai Megawati menyematkan istilah petugas partai pada Jokowi bukan tanpa sebab.

Baca juga: Jokowi Dinilai Berpeluang Cukup Besar Gantikan Megawati Jadi Ketum PDI-P, jika...

Presiden kelima RI itu benar-benar menekankan pentingnya proses kaderisasi berjenjang di PDI-P.

Atas dasar ini, Umam kembali mengingat bagaimana Megawati menyinggung soal mekanisme pemilihan ketua umum di partai banteng. Hal ini disampaikan saat Megawati berpidato di penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI-P.

Megawati menyebut bahwa di PDI-P tak bisa orang lain tiba-tiba menjadi ketua umum.

"Jika benar (pidato itu dialamatkan pada Jokowi), maka statement Megawati ini bisa dimaknai sebagai penolakan terhadap usulan Guntur tersebut," nilai Umam.

"Sebab sejak awal Megawati telah mewanti-wanti para kadernya, termasuk Capres Ganjar Pranowo, untuk tidak ikut campur dalam suksesi kepemimpinan PDI-P," sambung dia.

Di luar itu, Umam melihat usulan Guntur bisa dipandang agak bias kepentingan dan subjektivitas politik pribadinya yang terkesan ingin membersihkan PDI-P dari trah keluarga Megawati.

Baca juga: Soal Usulan Jadi Ketum PDI-P, Jokowi: Saya Mau Pensiun Pulang ke Solo

Sehingga, menurutnya wajar jika sejak awal Guntur merupakan anggota keluarga besar Soekarno yang berani menolak secara mentah-mentah rencana pencapresan atau pencawapresan Puan Maharani.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa hari ini bukan merupakan momentum membicarakan pergantian Ketum di partai banteng moncong putih.

Hasto menegaskan bahwa pembicaraan partai saat ini adalah soal persiapan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yakni Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Bagi PDI Perjuangan, semua itu ada tahapan-tahapan. Tahapan saat ini adalah pemilu serentak presiden dan wakil presiden serta pemilu legislatif, kemudian setelah pemilu nanti partai akan mengadakan rapat kerja nasional yang kelima dan kemudian kongres baru akan dilaksanakan pada tahun 2025," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Nasional
Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Nasional
Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Nasional
Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Nasional
Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Nasional
Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com