Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Banyak Pihak Pesimistis Kereta Cepat Jakarta Bandung Bisa Selesai

Kompas.com - 02/10/2023, 12:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku, ada banyak kendala yang dihadapi selama pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Beberapa di antaranya soal koordinasi pembangunan yang belum baik dan kesulitan pendanaan.

"Terus terang sejak kami menerima penugasan dari Bapak Presiden, untuk melanjutkan pembangunan proyek kereta api cepat pada akhir tahun 2019, ada banyak masalah dan kendala yang kami temukan," ujar Luhut saat peresmian Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Bawa Rombongan Menteri, Jokowi Jajal Kembali Kereta Cepat Usai Resmikan Whoosh

"Dimulai dari masalah klasik mengenai pembebasan lahan, koordinasi yang belum baik, hingga kesulitan pendanaan yang dihadapi akibat Covid-19. Tentu tidak heran banyak pihak yang pesimistis proyek ini akan bisa diselesaikan," jelasnya.

Meski demikian, menurut Luhut, Presiden Joko Widodo memberikan semangat untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Dengan begitu, pemerintah bisa membuktikan proyek pembangunan kereta cepat bernama Whoosh ini bisa selesai dan dapat beroperasi.

Menurut Luhut, keberhasilan itu tidak lepas dari kerja sama yang baik dari seluruh pihak.

"Baik pemerintah pusat, daerah, BUMN, masyarakat, swasta, dan Pemerintah China dan seluruh perusahaannya yang terlibat. Dan banyak lagi elemen-elemen yang terlibat dalam proyek ini," tegas Luhut.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Arti Nama Kereta Cepat Whoosh yang Baru Diresmikan

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, melalui Kereta Cepat Whoosh Pemerintah Indonesia mendapat banyak manfaat, yakni membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal.

Selain itu, juga menciptakan pertumbuhan ekonomi untuk daerah-daerah yang dilintasi oleh jalur kereta api cepat.

"Dan terjadinya teknologi transfer yang mutakhir utamanya di bidang konstruksi dan modernisasi sistem perkeretaapian," kata Luhut.

"Ke depannya kami berharap Kereta Api Cepat Jakarta Bandung akan mendorong masyarakat untuk lebih menggunakan transportasi umum dalam rangka mengurangi emisi karbon dari sektor kendaraan pribadi," tambahnya.

Pada Senin, Presiden Jokowi langsung meresmikan Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Kereta Cepat Halim.

Presiden pun menjelaskan arti nama "Whoosh" untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang baru diresmikan itu.

Baca juga: Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Dinamai Whoosh

Menurut Presiden, nama "whoosh" terinspirasi dari suara yang timbul saat KCJB sedang melintas.

"Kereta cepat ini kita namakan WHOOSH, W, H, OOSH, dibaca wusss. Ini diinspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi ini," ujar Jokowi.

Selain itu, kata Jokowi, Whoosh juga merupakan singkatan dari "waktu hemat operasi optimal sistem hebat".

Presiden mengungkapkan, Kereta Cepat Whoosh merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan 350 kilometer per jam.

Kereta cepat ini menandai modernisasi transportasi massal Indonesia yang disebut Jokowi lebih efisien yang ramah lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com