Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Pilih Dukung Prabowo, Pengamat Duga karena Tak Bisa Berkomunikasi dengan Megawati

Kompas.com - 18/09/2023, 14:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menduga Partai Demokrat memilih mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden karena buntunya komunikasi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Umam menilai, Demokrat tidak bisa berkomunikasi dengan Megawati yang punya hak veto terkait pencalonan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden sehingga akhirnya memilih mendukung Prabowo.

"Demokrat tampak kerepotan mengakses komunikasi langsung dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang menjadi veto player sekaligus penentu arah gerbong koalisi Ganjar," kata Umam, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Demokrat Gabung Koalisi Prabowo, PAN Optimis Bakal Menang Pilpres

Menurut Umam, bisa saja Megawati belum berdamai dalam menyikapi konflik politik masa lalu.

Hubungan antara Megawati dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah lama diisukan tidak baik-baik saja.

"Kondisi ini tentu berdampak serius pada cara pandang Demokrat yang menghendaki koalisi yang setera dan saling menghormati," kata Umam.

Ia mengatakan, ada dua alasan lain yang membuat Demokrat memilih mengusung Prabowo ketimbang Ganjar.

Pertama, pemilih loyal Demokrat lebih banyak yang mendukung Prabowo dibandingkan Ganjar setelah partai tersebut hengkang dari koalisi pendukung Anies Baswedan.

"Hal itu menjadi bekal yang baik bagi Demokrat jika sewaktu-waktu memutar haluan dukungannya ke Prabowo, sehingga lebih minim guncangan dan turbulensi dalam mengarahkan pendukungnya," ujar Umam.

Baca juga: Tak Khawatir Prabowo Didukung Koalisi Besar, Politikus PDI-P Singgung soal Pilpres 2014

Kedua, ia menilai, Demokrat selama ini kerap menempatkan dirinya pada posisi tengah-moderat, sesuai dengan posisi yang diklaim oleh kubu Prabowo.

Umam mengatakan, jika PDI-P selaku pengusung Ganjar mengeklaim sebagai gerbong kiri-progresif dan Anies merepresentasikan kekuatan politik Islam, Prabowo cenderung menempatkan diri sebagai seseorang yang moderat.

"Karena itu, wajar jika Demokrat merasa tidak ada hambatan serius secara ideologis," kata dia.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya memastikan, Demokrat resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024.


Dukungan itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat mengunjungi Prabowo di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).

"Ketua Umum Partai Demokrat menyampaikan hasil keputusan MTP (Majelis Tinggi Partai) Demokrat yang menyatakan Partai Demokrat mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024,” ujar Riefky dalam keterangannya.

Meski begitu, AHY baru akan mengumumkan keputusan resmi saat menggelar rapat pimpinan nasional Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Gabungnya Demokrat ke Barisan Pendukung Prabowo Dinilai Tak Beri Pengaruh Apa Pun ke Koalisi Lain

Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menghormati keputusan Demokrat tersebut, meski sebelumnya kedua partai politik sempat saling mendekati.

"Walaupun sebelumnya sudah dilakukan pembicaraan-pembicaraan antara PDI Perjuangan dengan Demokrat, lalu kemudian Partai Demokrat akhirnya memutuskan dengan Pak Prabowo, tentu saja PDI Perjuangan menghormati putusan tersebut," kata Puan di Pondok Pesantren Al Hamid, Jakarta, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com