JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2024, setelah mulai memasuki pergantian musim pada Oktober-November 2023.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, akan ada 385 zona musim (ZOM) atau 55,1 persen yang sudah mulai memasuki musim hujan pada masa puncak tersebut.
"Periode puncak musim hujan diprediksi umumnya terjadi di Januari-Februari 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube BMKG, Senin (11/9/2023).
Dwikorita menyampaikan bahwa musim hujan tahun ini tiba lebih lambat dibandingkan biasanya, dengan 446 ZOM atau 64 persen mulai memasuki musim hujan pada Oktober-November 2023.
Baca juga: Simak, Wilayah-wilayah Ini Bakal Hadapi Curah Hujan Lebih Tinggi
Hal tersebut dipengaruhi oleh fenomena El Nino moderat yang masih berlangsung hingga Februari 2024 dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif bertahan hingga akhir tahun 2023.
Kendati begitu, jika dilihat dari sifatnya, sifat musim hujan pada tahun 2023 diprediksi normal secara umum dengan cakupan 566 atau 80,9 persen ZOM. Meski, ada 69 atau 9,9 persen ZOM yang memiliki sifat musim hujan di atas normal.
"Terdapat wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan di atas normal, artinya curah hujan lebih tinggi dari rata-rata," ujar Dwikorita.
Secara rinci, 69 ZOM yang mengalami musim hujan di atas normal meliputi Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, dan Jambi bagian utara.
Baca juga: Simak, Ini Wilayah yang Masuki Musim Hujan Lebih Awal dan Lebih Lambat
Kemudian, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian Barat, Banten bagian Selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau semua pihak, baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda), institusi terkait, terutama masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor.
Dwikorita mengatakan, Pemda harus lebih optimal mempersiapkan hal tersebut. Dengan cara mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara mencegah atau mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.
"Informasi ini juga dipandang sebagai peringatan dini agar berbagai wilayah yang diprediksi terdampak, dapat melakukan aksi dini guna mencegah kejadian terjadinya bencana hidrometeorologi dan mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan," kata Dwikorita.
Baca juga: BMKG Prediksi Awal Musim Hujan November 2023, Tidak Bersamaan di Semua Wilayah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.