"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, di mana saya ikut menyupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," kata Kang Emil saat ditemui di Kemendagri, Jakarta, Selasa.
Dia menuturkan, komunikasinya dengan Megawati tak melulu terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jadi komunikasi iya, tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujar Kang Emil.
Baca juga: Pendaftaran Capres-Cawapres Diusulkan Dipercepat, PDI-P: Kami Ikut Penetapan KPU
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, partainya akan berkoalisi atau bekerja sama politik dengan partai yang memperjuangkan prinsip kesetaraan.
Hal ini disampaikan merespons dinamika yang menyebut Demokrat tengah intens berkomunikasi dengan PDI-P untuk menjajaki kerja sama pada Pemilu 2024.
"Kita ingin, berharap bisa diterima di koalisi atau kerja sama yang mengedepankan prinsip kesejajaran dan kesetaraan, sesuai dengan apa yang prinsipnya Bung Karno," kata Herzaky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/9/2023).
Herzaky menganalogikan kerja sama politik atau koalisi bagaikan seseorang bertamu ke rumah orang lain.
Selayaknya tamu, Demokrat pasti akan mengetuk pintu terlebih dulu. Selanjutnya, kata dia, tinggal tuan rumah apakah akan membukakan pintu atau tidak.
Baca juga: Demokrat Akui Sandiaga Uno Pernah Ajak Bentuk Koalisi Bersama
"Meskipun kita tahu kita kan bukan pimpinannya. Kita mengikutilah. Kita mengikuti tuan rumah, pimpinannya seperti apa. Tapi, harapannya kita tetap duduk bareng. Ini yang kita harapkan," ujarnya.
Kendati demikian, diakuinya, Demokrat tak ingin terburu-buru dalam menentukan koalisi. Prinsipnya, kata Herzaky, Demokrat ingin kedua pihak sama-sama nyaman dalam membangun kerja sama politik.
Untuk itu, Demokrat mempersilakan PDI-P yang digadang-gadang bakal satu barisan pada Pemilu 2024 untuk berpikir secara mendalam, sebelum menerima mereka.
"Kita inginnya sama-sama nyamanlah. Bagaimanapun kan tuan rumah tentu perlu memikirkan juga secara mendalam, bagaimana baiknya. Kan begitu ya kan," imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan buat Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Baca juga: Bakal Temui Puan Maharani, Demokrat: Tunggu Tanggal Mainnya
Ini karena Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres pendampingnya.
Padahal, klaim Demokrat, sebelumnya Anies telah berkali-kali meminta AHY untuk jadi rekan duetnya pada pemilu presiden mendatang.
“Partai Demokrat resmi mencabut dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng dalam jumpa pers, Jumat (1/9/2023).
Belakangan, Demokrat pun mengaku terbuka dengan semua kemungkinan, termasuk peluang berkoalisi dengan PDI-P atau Gerindra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.