Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretasan Akun YouTube DPR, Pengelola Dinilai Kurang Waspada

Kompas.com - 08/09/2023, 05:45 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peretasan terhadap akun YouTube DPR-RI dinilai memperlihatkan tingkat kesadaran pengelola akun pemerintah terhadap keamanan siber masih rendah.

"Seperti yang sudah seringkali disampaikan sebelumnya, bahwa awareness (kesadaran) pengelola situs atau akun resmi dari pemerintahan dan akademik terhadap keamananan siber terlalu rendah," kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha, dalam keterangannya seperti dikutip pada Kamis (7/9/2023).

Pratama mengatakan, dampak rendahnya tingkat kesadaran terhadap keamanan siber adalah seringkali situs atau akun media sosial milik pemerintahan dan akademisi disusupi situs judi online oleh peretas.

"Atau bahkan diambil alih kontrol akunnya oleh peretas, sehingga mereka dengan leluasa dapat mengganti konten di situs atau media sosial tersebut bahkan mengganti nama akun dan data credential yang dipergunakan untuk melakukan login," papar Pratama.

Baca juga: Soal Peretasan Akun YouTube DPR, BSSN Koordinasi dengan Bareskrim

Pratama memperkirakan pelaku menggunakan teknik phising buat meretas akun YouTube DPR-RI.

Pratama menjelaskan, phising adalah cara peretas atau hacker mengambil alih kendali surel (e-mail) yang digunakan buat melakukan registrasi dan mengakses akun YouTube DPR-RI.

Menurut dia, peretasan bisa terjadi karena ditengarai surel yang dipergunakan buat masuk mengakses akun YouTube DPR RI kemungkinan tidak dilengkapi metode otentikasi 2 langkah (2 Factor Authentication).

"Dan operator yang menggunakan e-mail tersebut kurang berhati-hati sehingga jatuh ke dalam jebakan phising yang dikirimkan oleh peretas," ujar Pratama.

Hal tersebut kemungkinan besar diperparah oleh sebuah celah keamanan yang berhasil ditemukan oleh Threat Analysis Team dari Google pada 2021.

Baca juga: BSSN Temukan IP Address Peretas YouTube DPR Berada di Amerika Serikat

Celah itu, kata Pratama, adalah adanya kampanye phising terhadap akun Youtube yang memanfaatkan perangkat perusak (malware) yang bisa mencuri jejak data (cookies).

Pratama mengatakan, beberapa modus jebakan phising yang sering digunakan oleh peretas adalah seperti memberikan tawaran iklan, informasi akan dilakukan pemblokiran akun, atau tautan (link) yang berisi halaman tujuan (landing page) palsu.

Sebelumnya diberitakan, akun YouTube DPR-RI diretas pada Rabu (6/9/2023).

Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar membenarkan bahwa akun YouTube DPR RI diretas.

Baca juga: Belasan Jam Diretas, Akun YouTube DPR Pulih Bertahap dan Pakai Akun Baru


Indra mengatakan, akibat peretasan tersebut, tampilan layar YouTube DPR RI menayangkan video berisi promosi judi online.

Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri akhirnya membantu menurunkan atau takedown akun YouTube DPR RI yang sempat diretas.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com