Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Isu Duet Anies-Cak Imin: Tersingkirnya AHY dan Tudingan Pengkhianatan Surya Paloh

Kompas.com - 01/09/2023, 05:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panggung politik geger. Tiba-tiba saja, muncul kabar bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).

Padahal, Anies dan Muhaimin berada di poros politik berbeda. Anies dicapreskan oleh Nasdem dan didukung oleh Partai Demokrat serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sementara, setahun belakangan, PKB berkoalisi dengan Gerindra mendukung pencapresan Prabowo Subianto. Belakangan, Prabowo mendapat amunisi dukungan tambahan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional.

Kabar bersatunya Anies dan Muhaimin ini seketika menyulut amarah Demokrat. Di sisi lain, Anies dan Muhaimin belum angkat bicara.

Baca juga: Anies Setuju Muhaimin Jadi Cawapres, Demokrat: Rentetan Pengkhianatan!

Diungkap Demokrat

Kabar duet Anies-Muhaimin pertama kali diungkap oleh Partai Demokrat. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan, nama Muhaimin ditunjuk langsung oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Katanya, keputusan itu diambil secara sepihak oleh Surya Paloh setelah ia bertemu dengan Muhaimin di markas Nasdem di Menteng, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

“Secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023) sore.

Usai pertemuan itu, lanjut Riefky, Surya langsung memanggil Anies untuk menyampaikan keputusan tersebut. Ternyata, Anies setuju dirinya berpasangan dengan Muhaimin pada pemilu presiden (pilpres) mendatang.

“Bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” ucap Riefky.

Baca juga: Soal Isu Dipilih Jadi Cawapres Anies, Muhaimin Bungkam

Namun demikian, keputusan itu tak langsung disampaikan Anies ke Demokrat dan PKS, dua partai yang mendukungnya sebagai bakal capres. Anies justru mengutus juru bicaranya, Sudirman Said, untuk bicara ke kedua partai, sehari setelahnya atau Rabu (30/8/2023),

Demokrat pun mengaku dipaksa menerima keputusan itu. Partai bintang mercy tersebut menilai, penunjukan Muhaimin sebagai cawapres merupakan bentuk pengkhianatan Nasdem dan Anies atas piagam pembentukan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Dalam piagam itu disebutkan, Nasdem, Demokrat, dan PKS sepakat untuk berkoalisi dan memberikan mandat pada Anies untuk menentukan bakal cawapres sendiri.

Riefky bahkan mengeklaim, pada 14 Juni 2023 lalu, Anies sebenarnya sudah menunjuk Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai pendampingnya untuk Pilpres 2024. Namun, tiba-tiba saja situasi berubah drastis.

“Pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ucap Riefky.

Foto swafoto bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023). Dokumentasi/Partai Demokrat Foto swafoto bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Muhaimin bungkam

Kompas.com mencoba menemui Muhaimin di kediamannya di Jalan Widya Chandra 4 Nomor 23, Jakarta Selatan, Kamis (31/8/2023) malam. Namun, saat dikonfirmasi terkait kabar ini, Muhaimin bungkam.

Wakil Ketua DPR RI itu keluar dari rumah mengenakan kopiah dan baju koko berwarna putih. Ia bergegas menaiki mobil Honda Odyssey berwarna hitam dengan pelat B 2919 TRM.

Ketika disapa oleh awak media, pria yang biasa disapa Cak Imin tersebut sempat membuka jendela, sebelum mobil yang membawanya tancap gas. Tak diketahui ke mana Muhaimin pergi.

Kata Nasdem dan PKS

Atas tudingan Demokrat itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bilang, Muhaimin belum resmi menjadi bakal cawapres Anies. Namun, ia tak menampik kemungkinan itu bisa terjadi.

“Kemungkinan ke arah itu bisa saja terjadi. Tapi saya pikir itu belum terformalkan sedemikian rupa sampai menit ini. Kita tunggu perkembangan 1-2 hari ini,” ujar Surya di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Namun demikian, Surya membantah tudingan Demokrat yang menyebut dirinya mengambil keputusan sepihak soal wacana duet Anies-Muhaimin.

“Kalau persetujuan dalam arti kata mengangguk-angguk saja itu kan belum tuntas sepenuhnya,” tutur dia.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat ditemui di Nasdem Tower mengaku perihatin mendengar tudingan Partai Demokrat bahwa pihaknya berkhianat lantaran memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden Anies Baswedan, Kamis (31/8/2023) malam.KOMPAS.com/Syakirun Ni'am Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat ditemui di Nasdem Tower mengaku perihatin mendengar tudingan Partai Demokrat bahwa pihaknya berkhianat lantaran memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden Anies Baswedan, Kamis (31/8/2023) malam.
Surya pun mengaku tak ingin Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Namun, dia juga bakal menghormati sikap Demokrat seandainya ke depan memilih jalan berbeda.

“Saya hormati, apalagi yang harus saya katakan? Kalian lihat, model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak?” imbuh dia.

Sementara, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan, pihaknya masih menunggu pernyataan resmi dari Anies atas kabar tersebut. Hingga kini, PKS belum mengambil sikap.

“Nanti nunggu konferensi pers Pak Anies dulu. Kalau Pak Anies sudah selesai konpers, baru kita komentari. Selama dia belum bicara, kita tahan,” ujar Mabruri dihubungi awak media, Kamis (31/8/2023) malam.

Safari Anies

Pada hari yang sama, Kamis (31/8/2023), Anies ternyata sowan ke ibunda dari Muhaimin, Muhassonah Hasbullah, di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Anies berkunjung ke kediaman ibunda Muhaimin bersama Istrinya, Ferry Farhati.

Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan dan Perbaikan (KPP) Anies Baswedan sowan ke Ibunda Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhassonah Hasbullah di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).Istimewa Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan dan Perbaikan (KPP) Anies Baswedan sowan ke Ibunda Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhassonah Hasbullah di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku datang untuk bersilaturahmi dan meminta doa kepada Muhassonah. Agenda silaturahmi tersebut melengkapi safari politik Anies di Jombang.

"Kami Alhamdulillah bersyukur sekali bisa sampai di sini," kata Anies.

Tak hanya mengunjungi kediaman ibunda Muhaimin, Anies juga bertolak ke Pondok Pesantren Tebuireng, pesantren yang didirikan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari.

Peluang Anies-Imin

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai, jika benar Anies dan Muhaimin berduet pada Pilpres 2024, ini bakal mengakhiri kerja sama dua poros politik sekaligus, yakni Nasdem-Demokrat-PKS dan PKB-Gerindra-Golkar-PAN.

Menurut Ari, wajar jika manuver ini membuat banyak pihak terkejut. Pasalnya, selama ini, sosok Muhaimin tak pernah masuk dalam bursa cawapres Anies.

Dari sejumlah nama, AHY yang santer digadang-gadang jadi pendamping mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.

“Ibarat jelang ijab kabul pernikahan politik, tiba-tiba pengantin prianya yang bernama Anies Baswedan kabur dan tidak bertanggung jawab meninggalkan pengantin wanita yang saya ibaratkan sebagai AHY,” kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (31/8/2023).

“Demokrat yang menjadi wali AHY pantas marah, kecewa dan merasa dikhianati oleh Anies dan walinya yang bernama Nasdem. Tidak hanya dikhianati, AHY juga ‘dibuang’ oleh Anies,” tuturnya.

Buat Demokrat, keputusan sepihak Surya Paloh menduetkan Anies-Muhaimin ibarat tusukan bertubi-tubi. Atas situasi ini, menurut Ari, sangat kecil peluang Demokrat tetap berkoalisi bersama Nasdem.

Oleh karenanya, partai pimpinan AHY itu diprediksi segera merapat ke koalisi lainnya. Ari menilai, terbuka peluang Demokrat bergabung ke koalisi PDI Perjuangan yang mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres. Apalagi, hubungan Demokrat dan PDI-P sempat mesra beberapa waktu lalu.

“Daripada berkoalisi dengan Nasdem dan PKB tapi dikhianati, lebih baik bersatu memenangkan Ganjar. Andaikan Ganjar terpilih sebagai presiden, AHY adalah kandidat menteri yang potensial,” ujar Ari.

Baca juga: Surya Paloh Tegaskan Tak Ada Arahan Jokowi untuk Pasangkan Anies dan Muhaimin

Terkait keputusan Nasdem memasangkan Anies dengan Imin, Ari menduga, tujuannya untuk memperluas suara pemilih di Jawa Timur, khususnya dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU), yang dikuasai oleh PKB.

Namun demikian, menduetkan Anies dengan Muhaimin dinilai tak akan memberikan banyak keuntungan elektoral. Sebab, elektabilitas Imin berada di papan bawah, di kisaran satu persen.

“Tidak ada nilai elektoral yang akan diambil Anies jika berpasangan dengan Cak Imin selain berharap ‘berkah’ dari kendaraan politik yang bernama PKB,” katanya.

Menurut Ari, duet Anies-Muhaimin justru semakin memperbesar peluang kemenangan dua bakal capres lain, yakni Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra, dan Ganjar Pranowo yang dijagokan PDI-P.

“Munculnya duet Anies-Cak Imin semakin menguatkan rivalitas antara Prabowo dan Ganjar,” tutur dosen Universitas Indonesia (UI) itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Tak Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende, Megawati Disebut Sedang Kurang Sehat

Nasional
Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Hasto Kristiyanto Gantikan Megawati Bacakan Amanat Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Pakaian Teluk Belange, Baju Adat Jokowi Saat Pimpin Ucapara Hari Lahir Pancasila di Riau

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Nasional
Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Nasional
Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Nasional
Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari Ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari Ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com