JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyatakan, partainya terbuka dengan berbagai usulan nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusulkan oleh partai politik (parpol) pengusung Prabowo lainnya. Termasuk, usulan dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun, ia mengingatkan bahwa keputusan mengenai bakal calon presiden (capres) dan bakal (cawapres) berada di tangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Kalau usulan dari partai-partai lain kita terbuka saja dan itu kan PAN kan sudah punya komitmen itu kalau misalkan itu akan dibahas, tetapi pada akhirnya akan keputusan final pemegang kuncinya hanya dua ketua umum," kata Daniel di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Promosikan Erick Thohir Jadi Bakal Cawapres Prabowo, Zulhas: Mesti Restu dari Cak Imin
Hal ini disampaikan Daniel merespons pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang mengaku butuh restu dari Muhaimin Iskandar agar Menteri BUMN Erick Thohir bisa menjadi bakal cawapres Prabowo.
Daniel mengatakan, partainya tetap berpatokan pada piagam deklarasi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang diteken Gerindra dan PKB pada Agustus 2022 lalu, meski koalisi pendukung Prabowo kini sudah lebih gemuk.
Dalam deklarasi tersebut disebutkan bahwa penentuan nama bakal capres-cawapres berada di tangan Prabowo dan Muhaimin selaku ketua umum kedua partai.
"Ya yang pasti saat ini belum ada perubahan dari kesepakatan deklarasi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Jadi Deklarasi Sentul itu belum berubah dan belum ada pencabutan," katanya.
Baca juga: Zulhas Sebut Prabowo Beri Gelar Maestro ke Jokowi karena Menang Pilpres 2 Kali
Daniel pun meminta Gerindra agar tetap berpatokan kepada deklarasi KKIR dalam menentukan pendamping Prabowo.
"Ya itu kan nyawanya koalisi, persoalan nanti ternyata ada perubahan signifikan atau apa, ya itu Cak Imin (Muhaimin Iskandar) akan melaporkan ke DPP," ujarnya.
Diketahui, Prabowo sudah mengubah nama koalisi dari KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju. Perubahan itu merespons bergabungnya PAN, Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB) dalam koalisi.
Diberitakan sebelumnya, Zulkifli Hasan mempromosikan Erick Thohir untuk menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto di perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-23 PAN pada Senin kemarin.
Menurut pria yang karib disapa Zulhas ini, Erick Thohir cocok menjadi bakal RI-2 untuk membantu Prabowo semakin cepat memajukan Indonesia.
Baca juga: Golkar Ungkap Ada yang Usulkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo di Koalisi Indonesia Maju
Namun, ia menyatakan upaya itu tidak lepas dari izin Muhaimin Iskandar yang sudah lebih dulu membangun koalisi dengan Partai Gerindra.
“Perubahan cepat itu yang mendampingi cocok namanya Pak Erick Thohir,” ujar Zulhas dalam pidato politiknya di acara HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (28/8/2023).
"Cak Imin gimana? Loh, Cak Imin yang pertama sama Pak Prabowo, yang pertama beliau, mesti restu dari Cak Imin. Jadi Cak Imin pantas? Jauh lebih pantas,” katanya melanjutkan.
Dalam momen tersebut, Zulhas juga merasa bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa menjadi bakal cawapres Prabowo.
Pasalnya, Golkar merupakan partai politik (parpol) dengan perolehan suara kedua tertinggi pada Pemilu 2019.
"Loh gimana kalau semua ngusul? Saya percaya pada saatnya, pada momentum yang tepat kita ini bersaudara, kita ini berkeluarga,” ujar Zulhas.
Baca juga: Cari Cawapres Tak Mudah, Prabowo: Masuk ke Goa, Enggak Keluar Sampai Dapat Nama...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.