Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Wacana Sandiaga-AHY, Pengamat: "Exit" Strategi PPP untuk Tinggalkan PDI-P

Kompas.com - 25/08/2023, 19:44 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai wacana penggabungan Sandiaga Uno dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk kepanikan tim Sandiaga yang tidak mendapatkan kepastian posisi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Adapun tim Sandiaga yang dimaksud adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut memang diusulkan oleh PPP dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) sebagai bakal cawapres Ganjar.

"Manuver ini mengindikasikan kepanikan tim Sandi yang tidak mendapatkan kepastian posisi cawapres di kubu Ganjar. Sehingga, ide ini bisa dipandang sebagai exit strategy bagi PPP untuk meninggalkan PDI-P jika Sandi tidak dicawapreskan," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Baca juga: PPP Gulirkan Ide Duet Sandiaga-AHY karena Cawapres Ganjar Tak Kunjung Diumumkan

Oleh karena itu, menurutnya, wacana Sandiaga-AHY untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 muncul sebagai bentuk antisipasi dari PPP.

Di sisi lain, wacana itu juga sebagai skema penjajakan awal jika rencana pencawapresan Sandiaga Uno tidak dikabulkan PDI-P.

Lebih lanjut, Umam turut menilai wacana Sandiaga-AHY menjadi ujian bagi kubu pengusung bakal capres Anies Baswedan.

Kubu pengusung Anies bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) diketahui terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.

Baca juga: Demokrat Sebut Terbuka jika Sandiaga Ingin Komunikasi soal Wacana Ganjar-Anies

Dalam wacana ini, Sandiaga dianggap hendak memanfaatkan momen memuluskan strategi berikutnya jika tak terpilih sebagai bakal cawapres dengan mendekati Ketua Umum Demokrat, AHY yang telah mengusung Anies.

"Besar kemungkinan AHY tidak akan terkecoh dengan rayuan itu. Mencermati potensi kemenangannya, AHY tampaknya akan tetap fokus pada skema berpasangan bersama Anies," ujar Umam.

"Kecuali, jika Anies punya kalkulasi lain, maka AHY juga akan berhitung ulang," katanya melanjutkan.

Baca juga: Ada Wacana Pasangkan Sandiaga-AHY, PPP: Itu Guyon Politik

Sebagai informasi, beberapa waktu terakhir muncul wacana menduetkan Sandiaga Uno dengan AHY.

Wacana ini bahkan muncul di tengah isu wacana memasangkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang pertama kali dilontarkan Ketua DPP PDI-P Said Abdullah.

PPP sebagai partai politik yang menaungi Sandiaga mengakui jika bisa saja ada obrolan duet Sandi-AHY di antara para kader.

Namun, Juru Bicara PPP Achmad Baidowi atau Awiek menyatakan bahwa hal itu tidak bisa diartikan menjadi sebuah keputusan resmi partai.

"Ya diskusi lapangan aja. Ya, apa, bicara peluang apa gitu kan. Diskusi mungkin ya, diskusi-diskusi informal. Tapi sampai saat ini PPP masih komitmen dengan hasil rapimnas lima maupun rapimnas enam," kata Awiek saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

"Rapimnas lima itu memutuskan Pak Ganjar sebagai capres dan Rapimnas enam merekomendasikan Pak Sandiaga Uno sebagai bakal cawapresnya Pak Ganjar," ujarnya lagi.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pindahnya Sandiaga Uno ke PPP Tidak Mengatrol Elektabilitasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com