Sedangkan tahanan politik bernama Dahlan dan Sukrawinata yang merupakan mantan pemimpin Komite Revolusioner Batavia tewas diserang oleh suku Mappi-Papua.
Memang terdapat beberapa tahanan politik yang kabur dari kamp Digoel dan sampai di Thursday Island, Australia. Namun, mereka justru kembali ditangkap oleh aparat keamanan Negeri Kanguru dan dikembalikan kepada aparat Hindia-Belanda untuk kembali dijebloskan ke Digoel.
Pelarian yang paling lama dari Digoel dilakukan oleh Sandjojo dan teman-temannya. Mereka sempat bermukim beberapa waktu di Thursday Island, bahkan membuka jasa cukur rambut.
Akan tetapi, kelompok itu kembali tertangkap setelah polisi rahasia Hindia Belanda mengetahui keberadaan mereka dari salah satu surat yang dikirimkan oleh buronan kepada keluarganya di kampung.
Baca juga: Tokoh Pergerakan yang Pernah Dibuang ke Boven Digoel
Alhasil mereka kembali dibekuk dan dibawa di kamp Digoel.
Menurut sejarawan Belanda, J.M. Pluvier, suasana kamp Digoel memang tidak seseram seperti kamp konsentrasi yang dibangun rezim Nazi, di mana aparat menyiksa tahanan Yahudi.
Akan tetapi, pemerintah Hindia Belanda sengaja membiarkan para penghuni kamp Digoel untuk sengsara, gila, hancur jiwanya, dan mati.
Setiap penahanan dan pembebasan tahanan politik dari dan ke kamp Digoel selalu diwartakan di media massa saat itu. Mereka yang baru dibebaskan atau akan dibuang akan diwawancara oleh awak media.
Hal itu sengaja dilakukan pemerintah Belanda buat memberikan rasa takut kepada rakyat yang hendak memantik perlawanan mereka akan bernasib sama jika tertangkap dan dikirim ke Digoel.
Baca juga: Mengapa Mohammad Hatta Dibuang ke Boven Digoel?
Hal itu pula yang membuat Soekarno cemas ketika di tahan di Penjara Sukamiskin pada 1933. Kemungkinan dia membayangkan akan jauh dari ibunya dan barangkali harus hidup terpisah dari sang istri, Inggit Garnasih, jika pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membuangnya ke Digoel.
Alhasil pada saat itu Soekarno sempat menulis surat kepada Jaksa R.J.M. Verheijen meminta pengampunan dari pemerintah Hindia-Belanda, menghentikan aktivitas politiknya, dan bila perlu bekerja sama dengan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.