JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, kehadiran Indonesia dalam forum BRICS adalah untuk memenuhi undangan sebagai tamu di acara tersebut.
Menurutnya, kehadiran kali ini tak ada hubungannya dengan keanggotaan Indonesia di organisasi blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan itu.
"Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN," ujar Bey saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Istana Angkat Bicara Soal Momen Jokowi Salah Berjalan Saat Kunjungi Presiden Kenya yang Viral
"Jadi kehadiran Bapak Presiden di KTT BRICS tidak ada kaitan sama sekali dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, KTT BRICS digelar di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023.
Sebelum hadir di acara itu, Presiden Jokowi terlebih dulu melakukan kunjungan ke tiga negara di Afrika, yakni Kenya, Tanzania, dan Mozambik.
Bey menjelaskan alasan mengapa Presiden memilih berkunjung ke ketiganya dibandingkan negara-negara lain di benua Afrika.
Salah satunya, menyesuaikan waktu yang dimiliki Presiden Jokowi dengan para kepala negara Afrika.
"Perlu ditekankan bahwa semua negara di dunia, termasuk negara-negara di Afrika, memiliki kedudukan yang sama dan memiliki arti penting bagi Indonesia," ungkap Bey.
Baca juga: Jokowi: Global South Berisikan 85 Persen Populasi Dunia, Seharusnya Suaranya Didengarkan
"Pemilihan beberapa negara tersebut karena keterbatasan waktu Bapak Presiden dan kesesuaian waktu kepala negara/kepala pemerintahan yang dikunjungi. Setelah menjajaki dan menyesuaikan waktu Bapak Presiden, hanya negara-negara inilah yang dapat dikunjungi," tambahnya.
Adapun KTT BRICS digelar pada 22 hingga 24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan. Semua pemimpin negara-negara BRICS akan hadir di acara itu.
BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Organisasi ini disebut-sebut tandingan dari petani negara-negara ekonomi maju G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Perancis, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, dan Jerman.
BRICS pun dikabarkan akan menambah keanggotaan dalam KTT pada akhir Agustus ini.
Indonesia disebut-sebut masuk kandidat potensial sebagai anggota baru BRICS.
Selain itu, ada pula Mesir, Iran, Argentina, Kazakhstan, Aljazair, Turki, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang juga masuk sebagai kandidat anggota baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.