JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau kerap disapa Gus Dur sempat dirawat di pengujung 1989.
Meski penyakit yang diidapnya serius, Gus Dur saat itu tetap bisa beraktivitas selepas menjalani rawat inap. Bahkan dia sempat mengatakan, para dokter menyebutnya sebagai "orang kuat".
Pada 20 Desember 1989, Gus Dur dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Penyebabnya adalah ususnya bermasalah akibat pengentalan darah yang dipicu kadar gula darah tinggi.
Baca juga: Yenny Wahid Tak Keberatan Bakal Capres Rebutan Sowan ke Keluarga Gus Dur
Para dokter yang menangani sempat terkejut karena Gus Dur yang ketika itu menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih bisa menahan sakit selama beberapa bulan sebelum dirawat.
Maka dari itu para dokter yang merawatnya di rumah sakit menjuluki Gus Dur sebagai "orang kuat".
"Mereka bilang saya ini orang kuat," kata Gus Dur dirumahnya, kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari surat kabar Kompas edisi 16 Februari 1991.
"Mereka itu kaget ketika tahu bahwa usus saya sudah tidak bekerja, sehingga tidak bisa mencerna makanan yang masuk dan akhirnya hanya menumpuk di sini sekian lama," lanjut ayah empat anak itu sambil mengelus bagian perut tempat makanan itu menumpuk.
Baca juga: Setelah Salami Istri Gus Dur, Prabowo Berencana Temui Yenny Wahid
Gus Dur yang saat itu berusia 50 tahun mengatakan, penyakit itu diawali dengan kadar gula darahnya yang meninggi, meski dia tidak menganggap kadar gula darahnya terlalu tinggi.
"Sebetulnya kalau gulanya tidak terlalu tinggi," kata lelaki kelahiran Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940 itu.
"Kadar gula darahnya hanya sekitar 200," sambung Gus Dur.
Akan tetapi, lelaki lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo dan Universitas Baghdad, Irak pada 1970 itu mengatakan, kondisi gula darah yang meningkat itu menyebabkan pengentalan darah sehingga ususnya tidak bisa mencerna makanan.
Baca juga: Eks Jubir Gus Dur Akui PKB dan PBNU Bertolak Belakang: Insya Allah Bertemu di Tengah
Akibatnya, para dokter yang menangani memutuskan memotong usus Gus Dur cukup panjang/
"82 centimeter," katanya.
"Bayangkan," ucap Gus Dur.