Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Sengaja Tarik Ulur, Tak Mau Budiman Sudjatmiko Dianggap Pahlawan

Kompas.com - 22/08/2023, 13:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat alasan DPP PDI-P tak jadi memberikan sanksi kepada Budiman Sudjatmiko bukan karena tengah fokus membahas elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.

Namun, menurut dia, PDI-P enggan memberikan panggung kembali kepada Budiman. Dengan pemanggilan dan pemberian sanksi saat ini, nilai Ujang, Budiman justru bakal mendapatkan panggung.

"Dan itu merugikan PDI-P. Karena PDI-P tidak mau rugi ya, mungkin dicari waktunya yang pas dan tepat ketika soal Budiman ini agak mereda pemberitaannya, maka dipanggil. Seperti itu," kata Ujang kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Ujang mengatakan, jika Budiman dipanggil dan diberikan sanksi semisal pemecatan pada saat ini, maka sosok aktivis Pro Demokrasi itu bisa dianggap pahlawan.

Baca juga: Ultimatum PDI-P ke Budiman Sudjatmiko Imbas Dukung Prabowo, Mundur atau Dipecat

Sebutan itu bisa saja disematkan terhadap Budiman oleh para lawan politik PDI-P pendukung bacapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto.

"Kalau dipanggil itu (sekarang), Budiman makin dapat panggung lagi. Makin besar lagi. Dia pahlawan, begitu. Oleh karena itu ya, jadi tidak jadi (disanksi), diundur-undur, diulur-ulur begitu," nilai Ujang.

Menurut Ujang, saat ini adalah momentum Budiman muncul ke permukaan publik.

Diberitakan sebelumnya, DPP PDI-P tidak jadi mengumumkan soal status Budiman Sudjatmiko, Senin kemarin.

Pengumuman itu disampaikan Kepala Sekretariat DPP PDI-P Yoseph Aryo Adi Dharmo.

Baca juga: Diultimatum PDI-P Setelah Deklarasi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Tolak Mundur

Adi memberikan alasan bahwa DPP PDI-P tengah fokus membahas hasil survei ketimbang soal dukungan Budiman Sudjatmiko ke bakal calon presiden (capres) Prabowo.

"Hari ini PDI Perjuangan sedang fokus membahas hasil survei Indikator dan Kompas yang menunjukkan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound," kata Adi dalam keterangannya, Senin.

Menurut dia, elektabilitas calon lawan Ganjar, yaitu Prabowo Subianto sudah mentok.

"Tren elektoral Prabowo yang sudah mentok dan menunjukkan tren penurunan," ujar Adi.

Adi lantas menganggap bahwa elektabilitas Ganjar yang meningkat sebagai momentum politik bagi PDI-P untuk bergerak masif untuk memenangkan Ganjar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Perlu diketahui, elektabilitas Ganjar memang meningkat dalam hasil dua lembaga survei nasional, yakni Indikator Politik Indonesia dan Litbang Kompas.

Baca juga: Malu Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo, Ketum Repdem: Kader Kaleng-kaleng Lebih Baik Mundur

Pada kedua lembaga survei itu, elektabilitas Ganjar menempati urutan pertama dalam simulasi tiga nama.

Ia mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang masing-masing di posisi dua dan tiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Muhadjir: Pelaku Judi 'Online' Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Muhadjir: Pelaku Judi "Online" Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Nasional
Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Nasional
Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Nasional
Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, pada Pilkada Solo

Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, pada Pilkada Solo

Nasional
Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Nasional
Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Nasional
DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com