Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Budiman Sudjatmiko: Berawal dari Puja-puji, Kini Deklarasi Dukungan buat Prabowo

Kompas.com - 19/08/2023, 10:55 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manuver politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 semakin tegas. Beberapa waktu lalu, ia tampak akrab dengan bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Rupanya, kehangatan itu berlanjut. Belakangan, Budiman dan Prabowo kompak mendeklarasikan relawan pemenangan untuk pemilu presiden mendatang.

Meski menyatakan dukungan untuk kubu lawan, Budiman masih berada di bawah naungan PDI-P. Ia mengaku tak akan mundur jika manuvernya ini berujung sanksi dari partai banteng.

Berawal dari puja-puji

Keakraban Budiman dan Prabowo berawal dari pertemuan keduanya pada pertengahan Juli lalu. Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (19/7/2023) malam.

Pertemuan kedua tokoh berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Usai pertemuan, Budiman mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo.

Baca juga: Sosok Budiman Sudjatmiko, Aktivis Reformasi dan Politikus PDI-P yang Puja-puji Prabowo

Ia bahkan menganggap mantan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) itu sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global.

“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman.

“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar aktivis Reformasi itu.

Budiman pun menilai, dibutuhkan kerja sama antara figur yang berlatar belakang militer dan intelijen dengan sosok yang punya rekam jejak sebagai aktivis untuk menghadap situasi ini.

“Kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” katanya.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Saya Ingin Ganjar-Prabowo Disatukan...

Budiman meyakini Prabowo sebagai sosok yang bisa menyatukan kelompok nasionalis. Keyakinan itu diklaim sebagai alasan yang membuat Budiman menemui Menteri Pertahanan tersebut.

“Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu saja. Jangan berkelahi begitu loh,” katanya.

Tak disanksi

Meski mesra dengan Prabowo, Budiman membantah dirinya membelot dari PDI-P dan merapat ke Gerindra.

Kala itu, Budiman mengaku, kedatangannya ke kediaman Prabowo sebagai individu, bukan mewakili partai politik. Oleh karenanya, Budiman tak takut manuvernya ini berbuntut pada pemanggilan dirinya oleh PDI-P.

"Malah justru bagus toh, ada komunikasi. Jangan-jangan selama ini enggak bisa dipanggil, justru bisa ketemu," ujar Budiman.

Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua

Meski beberapa hari setelah pertemuan itu Budiman dipanggil untuk menghadap elite PDI-P, pada akhirnya, tak ada sanksi yang dijatuhkan. Ketua DPP PDI-P Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun mengatakan, pihaknya hanya memberi peringatan kepada Budiman.

"Tidak (ada sanksi), hanya memberi warning untuk kembali ke garis organisasi," ujar Komarudin dalam keterangannya, Jumat (28/7/2023).

Saat itu, kepada Komarudin, Budiman mengklarifikasi bahwa kedatangannya ke rumah Prabowo bukan dalam rangka menyampaikan dukungan untuk Pilpres 2024. Budiman mengaku berniat melakukan konsolidasi terhadap dua sosok capres, yakni Prabowo dari Gerindra dan Ganjar Pranowo dari PDI-P.

Sebab, Budiman melihat sosok Ganjar sebagai tokoh yang mewakili capres dari generasi reformasi. Sementara, Prabowo dinilai sebagai sosok capres dari generasi Orde Baru.

Meski begitu, kepada Komarudin, Budiman mengaku tidak mendukung Prabowo sebagai capres 2024.

"Tadi saya panggil Beliau, Beliau menjelaskan ya niatnya dia bukan untuk dukung Pak Prabowo, sebenarnya dia ingin supaya ada konsolidasi calon yang dianggap sebagai calon reformasi, katakanlah begitu," tutur dia.

Deklarasikan relawan

Namun, sebulan setelah pertemuan itu, Budiman dan Prabowo justru mendeklarasikan relawan bernama Prabowo-Budiman Bersatu atau Prabu. Organisasi Relawan itu diumumkan di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).

Deklarasi relawan tersebut dihadiri langsung oleh kedua tokoh. Dalam momen itu, Budiman dan Prabowo menandatangani kesepakatan bersama sebagai simbol diresmikannya relawan Prabu di Kota Semarang.

Budiman mengaku, pada era pra-Reformasi, dirinya dan Prabowo berada di poros berbeda. Saat itu, Budiman merupakan seorang aktivis, sedangkan Prabowo masih menjadi prajurit TNI.

Namun, kata Budiman, setelah membaca buku Paradoks Indonesia yang ditulis Prabowo, pandangannya berubah. Menurutnya, Prabowo punya semangat yang sama dengan para aktivis.

Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko telah resmi mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko telah resmi mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). 
Oleh karenanya, Budiman menyatakan dirinya berani mengambil resiko untuk mendukung Prabowo menjadi presiden. Budiman pun percaya Prabowo mampu melanjutkan tongkat kepemimpinan Indonesia.

"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," kata dia.

Tak dukung Ganjar

Budiman mengakui bahwa dirinya tak mendukung bakal capres yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo. Menurutnya, sosok Prabowo lebih unggul dari Gubernur Jawa Tengah itu.

"Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik. Pak Ganjar baik, bukan buruk ya. Tapi Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik untuk hari ini," kata Budiman.

Menurutnya, ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bisa melihat keadaan global seperti kondisi ekonomi, teknologi, perang dan masalah-masalah lainnya. Budiman juga mengatakan, RI mestinya dipimpin oleh sosok yang punya visi misi jangka panjang.

Baca juga: Jubir Gerindra Ungkap Prabowo Kerap Diskusi dan Konsultasi dengan Jokowi

Menyadari pilihannya bersebrangan dengan PDI-P, Budiman mengaku siap disanksi partai banteng. Budiman mengaku akan bertanggungjawab dengan pilihannya itu.

"PDI Perjuangan punya aturan kalau saya kena sanksi itu sepenuhnya tanggung jawab saya," kata dia.

Meski dukungannya buat Prabowo telah disampaikan secara terbuka, Budiman meminta agar publik tidak berandai-andai, Dia menegaskan bahwa sampai saat ini masih menjadi anggota PDI-P.

Masih kader

Pernyataan Budiman itu pun diamini oleh PDI-P. Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa Budiman hingga kini masih berstatus kader PDI-P.

"Dia masih kader. Ya, masih kader. Dan kemarin juga ditanya, masih tetap merah. Kan gitu. Masih PDI Perjuangan," kata Djarot ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Puan Yakin Jokowi Tak Ikut Campur dalam Pembentukan Koalisi Pendukung Prabowo

Djarot pun menilai, tak perlu ada pemanggilan yang kedua kalinya oleh PDI-P terhadap Budiman, sekalipun aktivis 1998 itu terang-terangan mendeklarasikan dukungan buat Prabowo.

"Enggak perlu (dipanggil lagi), saya pikir. Kemarin sudah dipanggil kan," ujarnya.

Meski demikian, Djarot tak bisa memastikan apakah ke depan Budiman masih akan tetap bertahan di bawah naungan PDI-P.

"Ya, kita lihat aja nanti," kata dia.

(Penulis: Adhyasta Dirgantara, Nicholas Ryan Aditya, Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Icha Rastika, Dani Prabowo, Dita Angga Rusiana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi Ngemal di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi Ngemal di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Bawaslu Minta Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Tertib Cuti

Bawaslu Minta Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Tertib Cuti

Nasional
Soroti Politik Uang pada Pilkada, Bawaslu: Saat Patroli Tiarap, Begitu Ditinggal Marak Lagi

Soroti Politik Uang pada Pilkada, Bawaslu: Saat Patroli Tiarap, Begitu Ditinggal Marak Lagi

Nasional
Polri Anggap Kasus Penguntitan Jampidsus Sudah Selesai

Polri Anggap Kasus Penguntitan Jampidsus Sudah Selesai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kaesang Bisa Maju Usai MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Gubernur | Panglima TNI Diminta Tarik Pasukan dari Kejagung

[POPULER NASIONAL] Kaesang Bisa Maju Usai MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Gubernur | Panglima TNI Diminta Tarik Pasukan dari Kejagung

Nasional
Tanggal 3 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com