Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aprilianto Satria Pratama
Kepala Divisi Politik dan Otonomi Daerah Swasaba Research Initiative

Peneliti | Political Enthusiast | Kolumnis

Menanti Pergeseran Model Kampanye Pilpres: Figur ke Program

Kompas.com - 31/07/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapun kedua, politik berbiaya mahal juga akan tergerus eksistensinya karena pendidikan perilaku pemilih akan jauh lebih diminati daripada politik kosmetik.

Kandidat tidak perlu mengeluarkan banyak modal untuk mempercantik diri karena yang diinginkan oleh pemilih adalah manfaat dari program yang ditawarkan.

Kesimpulan

Rasanya, 25 tahun pascareformasi adalah waktu yang sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk mengenal arti penting demokrasi prosedural.

Artinya, saat ini adalah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk mulai beranjak ke cara mengatur hubungan elite dan masyarakat agar menjadi lebih esensial.

Adapun salah satu cara yang lantas bisa ditempuh untuk merealisasikan pergeseran tersebut adalah dengan tidak terus menerus membiarkan kampanye pemilu hanya diisi oleh informasi berbasis figur.

Sebaliknya, alangkah bermanfaatnya apabila Pemilu 2024 bisa menjadi celah bagi semua pihak berkepentingan untuk mulai melakukan kampanye yang bersifat programatik. Apalagi karena pergeseran tersebut akan melahirkan berbagai manfaat.

Bagi masyarakat, manfaat akan langsung terasa karena politik identitas akan hilang dan demokrasi akan menjadi lebih substantif.

Sementara bagi elite, manfaat akan langsung bisa dirasakan saat kualitas pembentukan blok politik meningkat karena mereka akan dipersatukan secara rasional oleh program dan politik plutokrasi akan semakin teralienasi secara bertahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com