Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aprilianto Satria Pratama
Kepala Divisi Politik dan Otonomi Daerah Swasaba Research Initiative

Peneliti | Political Enthusiast | Kolumnis

Menanti Pergeseran Model Kampanye Pilpres: Figur ke Program

Kompas.com - 31/07/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PER JULI 2023, nama-nama kandidat yang akan berlaga di Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 terdengar semakin mengerucut.

Mereka adalah para tokoh yang telah berulang kali unggul dalam survei seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, atau Ganjar Pranowo.

Ada pula elite yang sudah mendapat mandat dari partai politik (parpol) untuk mengikuti mekanisme kandidasi seperti Airlangga Hartarto atai Muhaimin Iskandar, hingga politisi yang masih menjadi pejabat tinggi seperti Zulkifli Hasan, Sandiaga Uno, Erick Thohir, hingga Ridwan Kamil.

Namun tidak cukup hanya merujuk pada silaturahmi di tingkat tokoh, suhu elektoral menuju 2024 jadi semakin terasa hangatnya karena kerjasama politik juga telah dibangun secara institusional di tingkat parpol.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan partai Demokrat misalnya, memilih membangun suatu blok politik kolektif karena telah bersepakat menjadikan Anies Baswedan sebagai calon presiden RI.

Hal sama dilakukan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sampai tulisan ini dimuat, telah saling setuju untuk menunjuk Prabowo Subianto sebagai bakal capres RI 2024. Meski sejumlah kader PKB di tingkat grassroot masih berharap agar Muhaimin Iskandar saja yang menjadi kandidatnya.

Tidak berhenti pada kelompok mereka, di tempat lain, terdapat pula kerja sama politik yang juga diinisiasi oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Tampaknya, persekutuan ini lahir karena para parpol di dalamnya cenderung ingin mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024, meski nama Airlangga Hartarto masih terus menerus diajukan sebagai alternatif.

Adapun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang telah berada di tingkat elektoral istimewa karena bisa menetapkan capres-cawapres sendiri, sudah memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai kandidat definitifnya.

Tentu, pengerucutan nama-nama tersebut adalah hal positif mengingat Pemilu 2024 akan digelar sebentar lagi. Khususnya agar publik bisa mulai melakukan penilaian atas rekam jejak para kandidat.

Namun demikian, persoalannya, jika dilihat secara jeli, diskusi mengenai Bacapres yang sejauh ini terjadi baru sampai di level profil, alih-alih program. Alias baru menempatkan tokoh, bukan rencana kebijakan, sebagai episentrum.

Padahal, secara rasional, ketika pada saatnya salah satu dari tokoh-tokoh tersebut terpilih dan harus menjalankan pemerintahan, program mereka yang akan memengaruhi nasib masyarakat banyak. Tulisan singkat ini ingin melakukan problematisasi atas situasi tersebut.

Sebagai negara yang masih terus menerus berkembang, tak bisa dipungkiri bahwa spektrum persoalan-persoalan mendasar di Indonesia masih menganga dengan lebarnya.

Berbagai ketidaksempurnaan di bidang ekonomi, hukum dan politik, misalnya, masih menumpuk sedemikian rupa, menunggu untuk diselesaikan secara serius dan komprehensif.

Harus diakui, pro-kontra tentang hasil kerja status quo adalah sesuatu yang mustahil untuk dihindari. Bagi kelompok pendukung, pemerintahan Presiden Joko Widodo sejauh ini akan senantiasa dianggap terselenggara tanpa cela.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com