Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Keluarkan Hasil Investigasi Persoalan Puncak Haji di Armina

Kompas.com - 28/07/2023, 15:06 WIB
Reni Susanti

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan hasil investigasi terkait berbagai persoalan yang terjadi saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

"Kami sudah menerima hasil investigasi dari pemerintah Saudi atas kejadian di Muzdalifah, Arafah, dan Mina," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas selepas menyambut kedatangan petugas haji di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, Kamis (27/7/2023).

Seperti diketahui, saat Armina terjadi beberapa persoalan dalam pelayanan jemaah haji. Pelayanan ini melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk otoritas Arab Saudi.

Baca juga: Menag ke Petugas Haji: Terima Kasih Sudah Bekerja Melebihi Ekspektasi

Problem paling dirasakan jamaah terjadi di Muzdalifah, yakni ketika ada keterlambatan pengangkutan jamaah menuju Mina sehingga membuat banyak dari mereka terlantar di bawah terik Matahari, juga terhambat pasokan makanan dan minuman.

Tak hanya Indonesia, masalah ini juga dikeluhkan jamaah negara lain, seperti Malaysia, Libya, Nigeria, dan Singapura.

Hingga kini, Gus Yaqut masih mempelajarinya. Menurutnya, hasil investigasi tersebut panjang dan pada waktunya nanti temuan-temuan itu akan disampaikan ke publik.

Baca juga: Jemaah Haji Idun Rohim Sudah Hilang Sebulan, Menag: Pencarian Terus Dilakukan

"Kami menangkap konklusinya bahwa investigasi yang dilakukan KPK sana, yakni Nazaha Saudi (lembaga pemberantasan korupsi), mereka memang menemukan kekurangan-kekurangan pelayanan yang disediakan pihak ketiga yang ada di Saudi," ujarnya.

Masyariq Jadi Sorotan

Sejak awal Kementerian Agama RI menyoroti Masyariq sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas sejumlah masalah yang mewarnai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina.

Masyariq adalah perusahaan penyedia layanan di Masya’ir (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) untuk jamaah haji. Masyariq merupakan pengembangan bentuk kelembagaan dari muasasah.

Sebelum 2022, penyedia layanan bagi jamaah haji Indonesia di Masyair dikenal dengan nama Muasasah Asia Tenggara (Muasasah Janub Syarq Asia).

Saat itu, pelayanannya terbatas kepada negara-negara Asia Tenggara.

Setelah menjadi perusahaan, namanya berubah menjadi Masyariq dan layanannya lebih luas, tidak terbatas negara Asia Tenggara tapi juga bisa untuk kawasan lainnya.

Beberapa persoalan yang muncul antara lain adalah tenda Arafah yang sempat dimasuki jamaah nonkuota, keterlambatan pemberangkatan dari Muzdalifah ke Mina sehingga jamaah kepanasan, masalah saluran air bersih dan sanitasi di Mina, hingga keterlambatan katering untuk jamaah haji.

Berita sebelumnya, Kemenag RI dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi membetuk Tim Investigasi untuk menangani masalah selama fase Masyair.

Upaya ini disepakati setelah Menag Yaqut dan Menteri Taufiq bertemu pada 30 Juni 2023 di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com