ASET Indonesia atas keanekaragaman budaya yang multi etnis, sangat kaya dan sangat bervariatif. Hal ini dapat dilihat dari sisi geografis dan demografis.
Dari sudut geografis, Indonesia adalah daerah tropis yang subur terdapat berbagai jenis agrikultur. Bahkan mencapai jutaan varian, suatu keajaiban tanah, sawah dan ladang. Kata Koes Plus, tongkat pun kalau ditanam akan jadi tanaman.
Ini menggambarkan kesuburan tanah Indonesia. Dan ini memengaruhi kultur daerah di antara daerah-daerah lain.
Dari sisi demografis, Indonesia terdiri dari multi etnis, sebagai perwujudan dari lukisan alam diperbagai pelosok seantero Indonesia. Dari multi etnis menimbulkan keanekaragaman peradaban yang ber- Bhineka Tunggal Ika.
Sampai saat ini multikultur dan multi etnis masih terpelihara dengan baik, meskipun ada degradasi moral sebagai pengaruh globalisasi budaya dunia yang tak terbatas, dapat melewati batas dunia manapun, tanpa dapat dikendalikan oleh siapapun, termasuk oleh kekuatan struktural.
Budaya global adalah budaya dari multi kultural, bentuk budaya baru dalam tatanan dunia baru, berbaur bersama dengan budaya-budaya lain di manapun terdapat peradaban manusia.
Sebagai implikasi adanya budaya baru, terdapat bentuk tindakan deviatif yang menyimpang dari budaya positif, yang berlaku dan disepakati. Di antaranya adalah bentuk-bentuk kejahatan yang berdimensi baru, sebuah komunitas baru dunia kejahatan, yang meninggalkan komunitas lama yang konvensional. Hal ini merupakan pengaruh negatif terhadap keamanan dalam negeri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perkembangan globalisasi di semua aspek kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun peradaban dunia.
Dalam suatu negara telah memiliki peraturan yang terimplementasikan kedalam suatu budaya yang tumbuh dan berkembang sebagai akibat interaksi antarmanusia dalam pola kehidupan sehari-hari.
Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang berdaulat, telah memiliki sejarah budaya yang cukup panjang dan membanggakan. Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dikenal di masyarakat dunia sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan budaya luhur.
Budaya bangsa Indonesia yang patut kita banggakan antara lain sifat gotong-royong, sopan-santun, ramah dan menghargai orang lain.
Namun sejak bergeloranya era globalisasi, semua karakteristik budaya bangsa yang membanggakan tersebut secara perlahan terdesak dengan masuknya budaya asing yang tidak sejalan, bahkan bertentangan dengan budaya nasional/lokal.
Sifat sopan-santun, ramah, dan gotong royong telah berubah menjadi individualistis, arogan dan tidak peduli.
Perubahan yang begitu cepat melanda segala aspek kehidupan. Percepatan transformasi budaya global ke berbagai negara diakibatkan oleh berbagai masalah yang runyam.
Contoh konkretnya adalah budaya dan norma baru belum sepenuhnya diterima oleh bangsa Indonesia, sementara budaya lama yang telah dianut bangsa Indonesia mulai ditinggalkan.
Kondisi ini akan menimbulkan bangsa Indonesia dalam transisi budaya. Dengan demikian, konsep globalisasi menjadi wacana, apakah budaya global dapat diterima oleh suatu negara.
Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai budaya Indonesia, yang digali nilai-nilai luhur Bangsa sejak zaman dahulu kala, saat pemerintahan kerajaan Hindu maupun Islam, sampai dengan Pemerintahan saat ini, dan kemudian dirumuskan dengan susah payah oleh para pejuang nasional di dalam rumusan sebanyak Lima Sila.
Masing-masing sila mempunyai makna filosofis yang dalam bagi kepribadian bangsa Indonesia, di tengah kepungan globalisasi budaya internasional, regional.