Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Jika Bukan AHY Pendamping Anies di Pilpres 2024, Siapa Lagi?

Kompas.com - 07/07/2023, 11:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setidaknya jika memang peluang dengan Anies pupus, maka mereka akan bergerak masuk dalam barisan koalisi PDIP sebagai alternatif yang paling memiliki peluang.

Apalagi jumlah suara yang tergabung dalam koalisi bentukan PDIP memang lebih dari cukup untuk bertarung dalam pilpres 2024.

Sebagian kalangan pengamat politik melihat bahwa manuver PDIP kali ini lumayan cerdik dengan mengumumkah 10 calon cawapres, karena menimbulkan "kepanikan" dari tokoh koalisi tandingan PDIP.

Buktinya langkah itu dengan cepat direspons oleh Demokrat yang sedang gusar melihat peluang AHY untuk masuk dalam bursa cawapres seperti terombang-ambing dalam Koalisi Perubahan tanpa kepastian.

Padahal keputusan itu paling ditunggu Demokrat karena mereka harus memastikan AHY kali ini akan berada di posisi tepat sesuai target partai.

Dalam versi pemberitaan yang sangat hangat dan informal, AHY dan Puan akhirnya melakukan pertemuan tatap muka selama kurang lebih satu jam yang dilaksanakan di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (18/6/2023).

Media menyorot lengkap dengan dialog yang memberi sinyal bahwa tak ada persoalan di antara mereka sebagai sesama “anak petinggi partai”, begitu juga dengan partainya.

Baik AHY maupun Puan berusaha menepis anggapan "musuh bebuyutan" melalui pertemuan bernuansa persahabatan, antara kakak dan adik.

Akhirnya muncul pernyataan bahwa pertemuan antara PDI-P dan Demokrat tidak akan berhenti sampai di sini saja. Maknanya tentu saja sangat politis dan bisa diterjemahkan menjadi apa saja termasuk kemungkinan masuknya Demokrat dalam koalisi PDIP.

"Kami bersepakat bahwa ini nggak boleh berhenti sampai di sini. Bicara politik itu bukan berarti kemudian stop sampai ini seolah-olah selesai, tapi karena memang politik itu penuh dengan dinamika, sangat dinamis, tentu untuk mencapai satu titik temu di tengah saja perlu waktu untuk bicara-bicara terus. Namun kalau tidak pernah ketemu, tidak pernah bicara pastinya akan selalu ada miskomunikasi," ungkap Puan dalam pertemuan itu.

Pertemuan itu langsung menggiring opini seolah telah terjadi kesepakatan politik antara AHY dan kubu PDIP, dan tentu saja langsung membuat “panas” kubu koalisi perubahan.

Bisa-bisa posisi Anies akan terancam, karena suara Demokrat menjadi salah satu penentu langkah Anies untuk tetap lanjut atau tidak dalam bursa pencalonan presiden dalam pilpres 2024, yang tinggal beberapa bulan lagi.

Pertemuan itu seolah menjadi wujud rujuknya Demokrat dengan PDI-P untuk bersama maju dalam Pilpres 2024.

Latar belakang pertemuan itu penuh dengan nuansa pertemuan imajinatif antara SBY dengan tokoh-tokoh penting politik.

Layaknya potongan drama, di mana dalam perjalanan “imajinatif dalam alam mimpi” SBY, mereka menyempatkan diri untuk menyapa rakyat yang pernah mereka pimpin dengan penuh rasa hangat dan kesungguhan hati.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com