Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Muhidin Mohamad Said: Arah Peta Kebijakan APBN 2024 Sudah Tepat

Kompas.com - 06/07/2023, 16:52 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Muhidin Mohamad Said menilai arah kebijakan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2024 yang didesain pemerintah sudah tepat.

Hal itu disampaikan oleh Muhidin kepada Kompas.com, Rabu (6/6/2023).

Dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan, Kamis (6/4/2023), pemerintah telah menentukan empat arah desain kebijakan APBN 2024 yang meliputi penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, peningkatan nilai tambah sumber daya alam (SDA), serta penguatan deregulasi dan institusi.

Seluruh arah tersebut bertujuan untuk menghapus kemiskinan ekstrem, penurunan stunting atau tengkes, peningkatan investasi, dan pengendalian investasi.

Muhidin mengatakan, penguatan kualitas SDM sendiri memang menjadi fokus pemerintah saat ini. Sebab, Indonesia akan menghadapi puncak bonus demografi pada 2028 hingga 2030 yang mana fenomena ini sebenarnya sudah mulai terasa sejak 2012.

“Berbagai program pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial yang dibuat pemerintah merupakan upaya untuk menghadapi bonus demografi. Anggara kebutuhan tersebut pun terus dinaikkan sesuai dengan amanat undang-undang dengan sektor pendidikan dan kesehatan masing-masing mendapatkan alokasi minimal 20 persen dan 5 persen dari total belanja negara,” ujarnya.

Baca juga: Penguatan SDM Jadi Kunci Pencapaian Target NZE Nasional

Meski begitu, ia menyoroti kinerja pihak terkait, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang belum begitu optimal sehingga efek pemanfaatan bonus demografi tidak terlihat jelas.

“Padahal, jumlah generasi milenial dan generasi Z (Gen-Z) tengah mendominasi populasi penduduk Indonesia. Jumlahnya mencapai lebih dari 60 persen. Kami mendorong supaya pemerintah bisa terus meningkatkan kualitas belanjanya, terutama Kemendikbud Ristek sehingga upaya meningkatkan kualitas SDM terlihat,” imbuh Muhidin.

Hal serupa, lanjut Muhidin, juga terjadi pada sejumlah proyek strategis nasional (PSN) yang tak kunjung rampung sehingga manfaatnya bagi perekonomian nasional belum optimal. Kondisi ini tergambar jelas dari indeks infrastruktur Indonesia yang berada di posisi 52 dari 63 negara.

Maka dari itu, kata dia, Banggar DPR dan pemerintah akan duduk bersama untuk mengurai alasan keterhambatan proyek tersebut dan menemukan solusinya. Sebab, ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi demikian terjadi, antara lain faktor anggaran dan teknis.

Jika persoalannya anggaran, ia menjelaskan, solusinya bisa dengan memanfaatkan berbagai instrumen yang dimiliki negara saat ini. Sebut saja, obligasi pemerintah, Permodalan Nasional Madani (PNM), Sovereign Wealth Funds (SWF), dan obligasi melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaksana di lapangan.

“Intinya, kami menginginkan agar proyek-proyek tersebut dapat meningkatan daya saing nasional sehingga peringkat daya saing Indonesia meningkat signifikan,” tuturnya.

Realistis dan optimistis

Dalam rancangan APBN 2024, pemerintah turut memproyeksikan perekonomian nasional pada periode tersebut tumbuh 5,3-5,7 persen secara year-on-year (yoy) dengan inflasi di kisaran 1,5-3,5 persen yoy dan daya tukar rupiah terhadap dollar AS berada sekitar Rp 14.800-Rp 15.400.

Menurut Muhidin, target tersebut, masih realistis. Bahkan, seluruh pihak seyogianya optimistis mengingat Indonesia mampu pulih dari keterpurukan pandemi Covid-19 dalam waktu relatif singkat.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 Indonesia pun menunjukkan angka 5,03 persen. Ini terbilang tinggi bila dibandingkan dengan mayoritas negara-negara lain di Eropa dan Asean yang ekonominya masih mengalami perlemahan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com