Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Husen Mony
Dosen

Mengajar Komunikasi Politik & Jurnalistik/Penulis

Pilpres, Harta Bakal Capres, dan Isu Oligarki

Kompas.com - 03/07/2023, 11:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagaimana tesis Jefrey sendiri “sesungguhnya tidak ada pertentangan yang inheren antara oligarki dengan demokrasi”.

Pandangan penulis bahwa tidak ada satupun bacapres yang luput dari pengaruh oligarki didasarkan pada tiga kondisi faktual hari ini.

Pertama, rupa oligarki yang telah menjadi bagian dari partai koalisi pendukung (sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya).

Kedua, ongkos pilpres yang besar, dan ketiga, fakta bahwa kekayaan para bacapres tidak mungkin bisa menutupi biaya pemilihan presiden.

Biaya Pilpres

Pada praktiknya, biaya pilpres yang dibutuhkan biasanya memiliki tiga termin pengeluaran, yaitu: biaya sebelum pencapresan (biaya “membeli partai” dan promosi saat menjadi bacapres), biaya kampanye (setelah masuk tahap pencalonan atau pendaftaran calon di KPU), dan biaya saat pilpres (saat dan setelah pilpres berlangsung sampai penetapan hasil oleh KPU).

Dana safari politik ke daerah-daerah untuk memperkenalkan diri kepada rakyat serta dana kampanye, sudah tentu membutuhkan jumlah yang banyak.

Sebab, para kandidat capres tentu berharap mendapatkan jumlah suara sebanyak-banyaknya dan dari distribusi wilayah yang seluas-luasnya. Untuk mencapai itu, mengelilingi Indonesia adalah keharusan.

Situasi geografis Indonesia yang berpulau-pulau tentu membutuhkan biaya yang besar untuk merealisasikan hal itu.

Dari segi dana kampanye, biaya yang diperlukan untuk saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) cukup banyak.

Merujuk pada hitung-hitungan pemilu tahun 2019 lalu, terdapat sebanyak 805.605 TPS yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sedangkan besaran honor bagi seorang saksi adalah Rp 200.000 per orang. Jika kandidat capres menempatkan satu saksi di setiap TPS, maka besaran dana yang dibutuhkan untuk honor para saksi adalah sebesar Rp 161 miliar lebih.

Angka itu tentu saja akan semakin berlipat ganda jika jumlah saksi diperbanyak, jumlah TPS bertambah, serta honor saksi naik (misalnya disesuaikan dengan angka inflasi tahun 2024 nanti).

Jikapun nantinya para sksi dibiayai negara, tetap saja, para kandidat harus memberi dari uang mereka juga.

Biaya lain yang juga diperlukan, dan tidak kalah besarnya, berkaitan dengan promosi kandidat di berbagai media, baik media luar ruang (spanduk, banner, baliho, stiker, dan lain-lain) maupun media massa dan media baru (televisi, radio, media online – media sosial melalui podcast, serta pemanfaatan influencer, youtuber, buzzer, dan lain-lain).

Harta Bacapres

Mari kita tengok kondisi finansial ketiga bacapres yang hari ini masuk dalam bursa; Ganjar, Prabowo, dan Anies.

Berikut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), sebagaimana yang dirilis Kompas.com (Kamis, 29 Juni 2023).

Prabowo Subianto memiliki harta kekyaan sebanyak Rp 2 Triliun lebih (Laporan LHKPN) tahun 2022. Tentu saja, jumlah tersebut juga mengikutkan tanah, bangunan, dan kendaraan bermotor.

Anies Baswedan, berdasarkan LHKPN tahun 2021, memiliki harta sebanyak Rp 10 Milliar lebih.

Sama dengan Prabowo, harta Anies tersebut tidak hanya berbentuk dana tunai, namun juga berupa tanah dan kendaraan bermotor.

Sedangkan Ganjar Pranowo memiliki harta kekayaan sebanyak Rp 13,4 miliar. Jumlah tersebut berdasarkan laporan LHKPN Desember 2022.

Masih sama dengan dua rivalnya, harta kekayaan Ganjar juga berupa tanah, kendaraan bermotor, surat berharga, dan uang tunai.

Meski data kekayaan tersebut adalah laporan LHKPN tahun sebelumnya (Anies tahun 2021), bisa dipastikan per hari ini, hingga masa pencapresan nanti (kurang dari 8 bulan lagi), angka kenaikan harta kekayaan mereka dipastikan tidak akan terlalu signifikan.

Sebab, gaji sebagai penyelenggara negara (Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Prabowo sebagai Menhankam RI) tidak terlalu besar – terlebih Anies yang tidak menduduki jabatan publik apapun sejak purna tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com