Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Belajar Menghargai Multikulturalisme dari Gus Dur

Kompas.com - 27/06/2023, 10:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA pada hakikatnya adalah negara dan bangsa yang multikultural. Kenyataan tersebut muncul secara alamiah, karena Indonesia memiliki populasi yang besar, 273,52 juta jiwa, terdiri paling sedikit 1.340 suku lokal, 2.332 komunitas masyarakat adat, dan ratusan ras-etnis yang datang dari berbagai negara di dunia.

Dalam hal agama, selain banyak agama tradisional dari komunitas adat tersebut, masyarakat Indonesia menganut enam agama besar, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Selain itu, multikulturalisme Indonesia juga mengacu pada berbagai kelompok yang berbeda dalam bahasa, tingkat pendidikan, pendapatan ekonomi, dan gaya hidup.

Multikulturalisme itu ibarat pelangi. Banyak ‘warna’ dan tampak indah karena terbentuk oleh unsur-unsur kebudayaan seperti religi, ipteks, ekonomi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian yang sangat berbhineka (Tumanggor, Ridho, & Nurochim, 2014).

Multikulturalisme dapat membawa manfaat positif, yakni menumbuhkan sikap terbuka, saling menghargai, kehidupan yang berdamai dan harmoni, solidaritas, toleransi, kerja sama dan kolaborasi.

Namun pada sisi lain, multikulturalisme berpotensi menimbulkan dampak negatif. Situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan bahwa konsekuensi negatif masyarakat multikultural di Indonesia antara lain munculnya masalah etnisitas, menguatnya primordialisme dan etnosentrisme, adanya prasangka dan stereotip, ketegangan antara kelompok minoritas dan mayoritas, rentan konflik sosial berbasis SARA, dan adanya potensi disintegrasi bangsa.

Selama hampir 78 tahun usia kemerdekaannya, Indonesia telah dinodai oleh ribuan konflik sosial, mulai dari skala kecil hingga yang memakan ribuan korban jiwa.

Lalu, berdasarkan analisis terhadap pemberitaan media, CSIS mencatat, selama 2022 terjadi 1.114 peristiwa kekerasan kolektif di Indonesia. Bahkan, sekarang ini, di Papua sedang terjadi konflik yang mengancam integrasi negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Belajar dari Gus Dur

Ibarat pepatah, ‘ada banyak jalan menuju Roma’, begitu pula ada banyak cara untuk memberi bobot positif pada realitas multikultural bangsa kita.

Indonesia memang sudah memiliki ideologi Pancasila dan UUD 1945 berisi nilai-nilai yang menjadi landasan untuk hidup dalam situasi multikultural.

Kita juga punya semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang menggelorakan semangat untuk hidup rukun dan damai serta bergotong royong untuk membangun kehidupan yang lebih berkualitas.

Di tempat-tempat ibadah: masjid, gereja, pura, vihara dan klenteng, para alim ulama selalu mengimbau agar kita untuk saling mengasihi dan saling membantu, bersikap toleran, serta peduli demi masyarakat yang lebih baik.

Di sekolah pun, kita memiliki kurikulum yang menekankan pengembangan karakter yang terbuka, saling menghargai perbedaan, bergaul dan saling bekerja sama tanpa sekat SARA.

Meski demikian, tak ada salahnya juga kalau kita belajar menghargai dan mendayagunakan realitas sosial multikulural demi mewawat NKRI dan membangun Indonesia menjadi lebih baik, dari gagasan dan praktik hidup Dr. K.H Abdurahman Wahid (Gus Dur).

Sebab Gus Dur telah diakui baik oleh bangsa Indonesia maupun masyarakat dunia, sebagai tokoh panutan dalam mengembangkan dan mendayagunakan multikulralisme.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com