"Proses ini saja membutuhkan waktu 17 jam mulai dari 07.00 sampai 24.00," ungkap dia.
Dengan skema tersebut, jika ada pengangkutan jamaah dari Mina ke Arafah dalam jumlah 50.000-100.000 pada 27 Juni, akan memecah konsentrasi petugas dan sebagian jamaah berpotensi kehabisan waktu wukuf.
Karena itu, menurut Imam Khoiri, pemberian fasilitas ibadah tarwiyah berpotensi mengorbankan ibadah wajib, yakni wukuf di Arafah sebagai inti ibadah haji.
Akibat berbagai risiko tersebut, pemerintah mensyaratkan adanya penandatanganan surat komitmen dan pendaftaran.
Jemaah yang berkukuh melakukan tarwiyah di Mina diminta siap menanggung sejumlah risiko.
Misalnya biaya perjalanan, konsumsi, penginapan, hingga kemungkinan tak dapat layanan kesehatan dan bimbingan ibadah selama di Mina pada tanggal itu.
Jamaah yang melakukan ibadah tarwiyah umumnya akan menjalin kerja sama dengan pihak markaz, yakni kantor yang diberi kewenangan pemerintah Arab Saudi untuk mengurus penyiapan layanan bagi jamaah haji.
Tentu, biaya menjadi tanggung jawab masing-masing individu atau kelompok.
Menurut data PPIH Arab Saudi, dari 15.000 lebih jamaah yang mendaftar, 108 di antaranya akan melakukan ibadah tersebut dengan jalan kaki, tanpa terikat kontrak dengan markaz.
Arsad Hidayat menambahkan, tidak memfasilitasi bukan berarti negara sama sekali tidak peduli. Karena itulah pendaftaran ditetapkan sebagai syarat sebagai langkah pengawasan dan mitigasi risiko. Sejumlah petugas juga akan dikirim untuk memantau jamaah haji di Mina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.