JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini sebanyak 20 negara di Eropa sudah masuk ke kondisi resesi. Negara-negara yang tersebut merupakan negara besar.
"Beban masyarakat akan seperti apa, supaya Bapak, Ibu bisa bayangkan, dunia ini sekarang ini mengerikan. Yang namanya Eropa 20 negara di Eropa sudah masuk secara teknikal, masuk ke jurang resesi. Negara gede-gede," ujar Jokowi saat memberikan pemaparan di acara relawan Bara JP sebagaimana dilansir dari YouTube Kompas TV, Senin (19/6/2023).
Sehingga, menurut Presiden, kondisi ekonomi Indonesia yang masih stabil saat ini perlu disyukuri.
Kepala Negara juga menyinggung perihal kondisi ekonomi Indonesia pasca terdampak pandemi.
Baca juga: Jokowi: Hampir 10 Tahun Bekerja, yang Paling Berat Menghadapi Covid-19
Jokowi menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, Indosnesia masih menduduki peringkat atas pertumbuhan ekonomi.
"Ekonomi kita saat ini tidak jelek-jelak amat. Kita kalau di G20 itu masuk papan paling atas. G20 ya negara gede-gede loh ya," ungkap Jokowi.
"Kita tahun kemarin tumbuh 5,3 persen tinggi sekali, kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,03 persen, inflasi kita jg berada di angka 4 persen artinya harga-harga bisa dikendalikan," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi kemudian menyinggung soal harga gas di negara-negara Eropa yang mengalami kenaikan hingga 700 persen.
Baca juga: Sebentar Lagi Fase Endemi Dimulai, Jokowi: Kalau Kena Covid-19 Bayar
Sementara itu, di Indonesia, jika terjadi kenaikan harga bahan bahar minyak (BBM) sebesar 20 persen sudah terjadi demonstrasi.
"Bayangkan (jika) BBM kita naik 700 persen. Naik 20 persen saja demonya 4 bulan, ya enggak, kan? Kita biasa naik 20 persen demonya empat bulan di seluruh daerah hapal saya kalau urusan BBM," tutur Presiden.
"Tujuh kali kita naik. (Naik) 10 persen, 20 persen, lalu 2015 kita naik 30 persen. Itu baru (naik) 30 persen demo enggak rampung-rampung. Bayangkan kalau 700 persen," ungkap Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan bahwa kondisi ketidakpastian global masih akan terjadi.
Menurut para pakar, dampak dari ketidakpastian global belum bisa tuntas dipulihkan dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan.
"Baik yang namanya krisis keuangan, baiknya yang namanya krisis pangan mengerikan, negara-negara sudah mulai penduduk kelaparan, harga pangan naik ada yang sampai dua kali," tutur Jokowi.
"Inilah yang rules harus kita jaga. Oleh sebab itu jangan salah memilih pemimpin. Karena keadaan dunia tidak normal. Global tidak normal. Geopolitiknya karena perang juga geoekonomi nya bergeser. Ini nanti enggak tahu kawan ini jadi kawan ini atau tidak. Yang dulu musuhan menjadi sambung endak," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.