BALI, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku tidak ingin menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
Pasalnya, ia merasa masih banyak tokoh yang lebih cocok daripada dirinya untuk dicalonkan sebagai wakil presiden.
"Enggak ngerti. Ya, kalau ada yang lain, lebih baik yang lain," kata Basuki ditemui di Denpasar, Bali usai menghadiri Pesta Kesenian Bali ke-45, Minggu (18/6/2023) sore.
Basuki mengatakan, ia tidak mengerti persoalan politik, termasuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: Menteri Basuki Jadi Fotografer Dadakan Lagi, Kali Ini Potret Megawati di Bali
Ia juga mengaku belum mengetahui jika ada partai politik yang menginginkannya maju sebagai bakal cawapres.
Hal ini disampaikan saat ditanya kesediaan menjadi bakal cawapres jika diusung oleh partai politik (parpol) tertentu.
"Seandainya, wong belum ada, kok seandainya," ujarnya seraya tertawa.
Lebih lanjut, Basuki mengingatkan bahwa ia hingga kini masih bertugas sebagai pembantu presiden di kabinet.
Untuk itu, Basuki memilih fokus sebagai Menteri di Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dulu.
"Hari ini kan (saya) birokrat bos," katanya menegaskan.
Baca juga: Menteri Basuki Tak Mau Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa nama Basuki Hadimuljono masuk dalam radar kandidat cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikan Hasto saat menjawab soal nama-nama bakal cawapres yang disebutkan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani masuk dalam radar PDI-P.
"Nama-nama yang disampaikan Mbak Puan kemarin betul. Bahkan, muncul juga nama Pak Basuki Menteri PUPR," kata Hasto dalam jumpa pers sebelum memulai Rakernas PDI-P hari kedua pada 7 Juni 2023.
Hasto mengatakan, nama Basuki Hadimuljono memang diusulkan masuk sebagai kandidat cawapres.
Baca juga: Hasto Sebut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Masuk Radar Cawapres Ganjar
Sebab, kerja Basuki Hadimuljono selama menjabat sebagai Menteri PUPR dianggap positif. Utamanya, banyak daerah yang disebut mengalami kemajuan dalam infrastruktur.
"Karena Beliau, ada dari daerah-daerah Aceh mengalami kemajuan, Papua mengalami kemajuan, Sumatera, Palembang mengalami kemajuan karena pembangunan infrastruktur. Kemudian, NTT mengalami kemajuan," ujar Hasto.
"Kemudian, ada yang mengusulkan Pak Basuki, yang oleh Pak Jokowi dikatakan sebagai bapak infrastruktur," katanya lagi.
Baca juga: Bocoran PDI-P soal 7 Nama di Bursa Cawapres Ganjar: Dari AHY sampai Basuki Hadimuljono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.