Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Wujudkan Internet Cepat di Wilayah 3T, Kemenkominfo Hadirkan SATRIA-1

Kompas.com - 18/06/2023, 09:21 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) menjadi satelit multifungsi pertama milik Pemerintah Indonesia.

Adapun satelit internet tersebut dioptimalkan Kementerian Komunikasi dan Infromatika (Kemenkominfo) guna menghadirkan akses internet untuk pelayanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan.

Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo Danny Januar Ismawan mengatakan, teknologi satelit menghadirkan akses internet layanan publik, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

“Ada sejumlah daerah yang masih blank spot. Ini menjadi tantangan bagaimana cara mengintegrasikan (satelit tersebut) dengan Palapa Ring yang sudah ada,” ujar Danny dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (18/6/2023).

Baca juga: Tingkatkan Pemahaman tentang KUHP, Kemenkominfo dan Universitas Trisakti Gelar Forum Sosialisasi

Danny menjelaskan, teknologi satelit tersebut merupakan jaringan telekomunikasi pilihan terakhir. Pasalnya, teknologi teresterial fiber optic atau microwave tidak memungkinkan untuk menjangkau wilayah blank spot di Tanah Air.

Melalui SATRIA-1, lanjut Danny, Kemenkominfo berupaya mendukung proses layanan publik kepada masyarakat.

Tidak hanya itu, imbuhnya, teknologi satelit hadir sebagai pelengkap jaringan kabel serat optik untuk mempercepat pemerataan infrastruktur digital.

“Teknologi satelit yang paling memungkinkan sebagai pendukung tulang punggung Palapa Ring. Banyak negara memanfaatkan teknologi satelit ini. Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini dalam jangka panjang. Terlebih, jika ada permintaan atau kebutuhan di masyarakat," jelasnya.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Transformasi Digital Harus Digalakkan untuk Capai Visi Indonesia Maju 2045

Danny menambahkan, hingga akhir 2023, SATRIA-1 akan melayani 20.000 hingga 30.000 titik layanan publik di wilayah 3T.

Setelah SATRIA-1 mencapai orbit dan diuji coba, lanjutnya, kapasitas awal 10 Gbps yang tersedia akan digunakan untuk melayani titik layanan publik. Dalam tiga tahun ke depan, kapasitas tersebut akan ditingkatkan hingga 150 Gbps secara bertahap.

Pemerintah juga akan terus memantau serta menyesuaikan kebutuhan masyarakat wilayah 3T terhadap layanan internet cepat. Artinya, pemerintah dapat mengalokasikan pengadaan akses internet satelit yang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: KTT ASEAN 2023, Kemenkominfo Pastikan Kesiapan Kualitas Jaringan Telekomunikasi di Labuan Bajo

“Dalam Indonesia Broadband Plan, dulu kebutuhannya minimal 1 Mbps per titik. Seiring waktu berjalan, ada evaluasi kebutuhan optimal dan minimal bisa mencapai 4 Mbps. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan konsumsi publik dan harapan masyarakat terhadap akses internet,” kata Danny. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI AL Terjunkan Satgas SAR Bantu Cari Korban Banjir Sumbar

TNI AL Terjunkan Satgas SAR Bantu Cari Korban Banjir Sumbar

Nasional
UKT Mahal, Komnas HAM Akan Audit Hak Atas Pendidikan

UKT Mahal, Komnas HAM Akan Audit Hak Atas Pendidikan

Nasional
Hasto Ungkap Peluang Megawati Bertemu Prabowo: Saat Agenda Nasional

Hasto Ungkap Peluang Megawati Bertemu Prabowo: Saat Agenda Nasional

Nasional
KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Tahan 3 Tersangka Dugaan Korupsi Penggelembungan Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Selain Khofifah, PDI-P Buka Opsi Usung Kader Sendiri di Pilkada Jatim

Nasional
DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

DPR dan Pemerintah Diam-diam Rapat Pleno, Revisi UU MK Tinggal Dibawa Ke Paripurna

Nasional
Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Ungkap Sulitnya Jaga Harga Beras, Jokowi: Bikin Ibu-ibu dan Petani Senang Tidak Mudah

Nasional
Program 'DD Farm' Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Program "DD Farm" Bantu Hidup Meltriadi, dari Mustahik Jadi Peternak

Nasional
Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Formappi Soroti Kinerja DPR, Baru Sahkan UU DKJ dari 47 RUU Prioritas di 2024

Nasional
Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Nasional
Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Nasional
Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com