Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Minta Prajurit Ikut Redam Gejolak Pemilu 2024 lewat Dunia Maya

Kompas.com - 13/06/2023, 16:44 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta para prajurit ikut meredam gejolak Pemilu 2024 lewat dunia maya.

Pengarahan itu disampaikan Yudo saat sambutan dalam acara launching dan seminar literasi digital yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) sekaligus Plt Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023).

“Potensi ancaman digital bagi bangsa saat ini adalah Pemilu serentak. Dunia maya akan menjadi ajang kampanye yang bisa memicu polarisasi dan perpecahan bangsa. Untuk itu, mari kita tingkatkan kemampuan literasi digital kita dan mari kita ikut meredam gejolak pemilu melalui upaya nyata,” kata Yudo kepada para jajaran, dipantau dari tayangan Kompas TV.

Baca juga: Panglima Harap Tak Ada Lagi Prajurit yang Buta Digital, Sebarkan Hoaks, dan Bocorkan Rahasia Negara

Panglima Yudo meminta para prajurit menggunakan kemampuannya untuk membanjiri dengan konten atau informasi positif selama tahapan Pemilu 2024 berjalan.

“Gunakan kemampuan kita untuk membanjiri dunia digital dengan informasi positif dan membangun selama tahapan pemilu berlangsung,” ujar Yudo.

Panglima juga meminta para prajurit melek digital. Ia berharap, semakin banyak prajurit TNI yang bijak dan cakap dalam dunia digital.

Saat ini, kata Yudo, di lingkungan TNI sekalipun, ada yang mencoba membagikan informasi, lalu dianggap sebagai pahlawan.

“Di lingkungan TNI saja, di masyarakat juga, seolah-olah kalau sudah menge-share sesuatu baik negatif atau positif, seolah-olah menjadi pahlawan. Jadi siapa yang share duluan seolah-olah pahlawan,” ucap Yudo.

Baca juga: Panglima TNI Ajak Militer Se-ASEAN Latihan Bersama di Natuna Utara

Oleh karena itu, Panglima berharap prajurit bisa memilah informasi yang baik dan benar untuk kepentingan satuan.

“Ini yang mungkin juga perlu kita tekankan pada jajaran semua, harus bisa memilah, apa yang harus di-share, apa dampak positif dan negatif terhadap satuan karena masih terikat dengan satuan TNI,” ujar Yudo.

Yudo juga berharap, tidak ada lagi prajurit yang menyebarkan konten yang bertentangan dengan tugas TNI, yakni sebagai pemersatu bangsa.

“Ke depan saya berharap tidak ada lagi prajurit TNI yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara,” kata Yudo.

Dengan perkembangan digitalisasi saat ini, Panglima berharap para prajurit tetap menjaga azas kerahasiaan.

“Seolah-olah digital ini sudah tidak ada rahasia. Padahal kita tahu bahwa tentara di mana pun, angkatan bersenjata di mana pun, pasti akan menganut prinsip atau azas kerahasiaan yang semuanya sebenarnya tidak harus dibuka,” tutur Yudo.

“Ada birokrasi tertentu yang dibuka. Namun juga ada hal tertentu yang sifatnya rahasia dan tidak bisa dibuka di publik,” ucap Yudo lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com