Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Husen Mony
Dosen

Mengajar Komunikasi Politik & Jurnalistik/Penulis

Dinamika Pilpres dan Kontestasi Nir-Gagasan

Kompas.com - 09/06/2023, 06:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tentu saja pernyataan tersebut menjadi dentuman bagi Koalisi Perubahan, di tengah terseok-seoknya mereka memfinalisasi sosok cawapres.

Lagi-lagi, rakyat dibawa dalam drama yang jauh dari idealisasi kontestasi kepemimpinan: ide dan gagasan.

Agaknya, situasi produksi dan reproduksi sindiran dan gimmick politik seperti demikian akan terus mewarnai perjalanan menunju ke pilpres 2024.

Lalu, rakyat hanya akan diberikan waktu yang sempit (hanya pada masa-masa kampanye) untuk mendengarkan ide dan narasi normatif para kandidat.

Tentu saja, dalam kesempitan waktu tersebut, rakyat juga akan dipaksa untuk memilih dengan “pengetahuan seadanya” tentang ide dan gagasan para calon yang ada.

Untuk mengondisikan situasi, para elite kemudian akan menyebarkan propaganda usang “pilihlah yang baik dari yang terburuk”.

Bukankah demikian rakyat dijejali yang buruk-buruk? Hal ini karena tidak diberi waktu untuk menilai dan menganalisis secara mendalam ide dan gagasan para capres, dengan waktu yang memadai.

Kapitalisasi Blunder

Para calon dan partai koalisinya sedang berdoa dalam diam mereka supaya kandidat lain melakukan blunder. Dengan itu, mereka akan mengkapitalisasi blunder tersebut untuk memenangkan hati rakyat.

Tentu saja dengan cara menginjak punggung calon yang membuat blunder dengan kaki berlumpur, untuk mendapatkan citra positif diri di hadapan rakyat.

Meski amplitudonya belum terlalu besar, kapitalisasi blunder sudah mulai dilakukan para kubu yang akan bertarung di Piplres nanti.

Serangan PDIP terhadap proposal perdamaian Ukraina-Rusia yang ditawarkan oleh Prabowo, adalah wujud nyata dari kapitalisasi blunder tersebut.

PDIP berupaya menunjukan kepada rakyat bahwa apa yang dilakukan oleh Prabowo tersebut salah dan bertentangan dengan ideologi dan politik luar negeri kita.

Melalui serangan tersebut, PDIP berharap citra Prabowo akan buruk sehingga bisa menggerus pemilihnya yang memang sedang naik menurut berbagai hasil survei terbaru.

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh PDIP tersebut bisa dikatakan semacam serangan balasan atas upaya Gerindra mengkapitalisasi blunder Ganjar Pranowo.

Saat Ganjar menolak Israel untuk bertanding dalam perhelatan sepakbola dunia U-20 di Indonesia, Gerindra menyerangnya dengan sebutan capres yang antisepak bola.

Gerindra berkamuflase dalam sentimen negatif publik saat itu, untuk menyerang Ganjar. Hasilnya, Ganjar yang sebelumnya mengungguli Prabowo dan Anies dalam setiap survei, kini berbalik di posisi kedua, di bawah Prabowo.

Seandainya kita secara jernih melihat apa yang dilakukan oleh Prabowo (terkait proposal perdamaian Ukraina-Rusia) dan sebelumnya Ganjar (terkait penolakan terhadap Tim sepakbola Israel) keduanya memiliki tujuan positif, yakni perdamaian dunia dan hak asasi manusia.

Prabowo mengusulkan proposal tersebut dalam rangka menghentikan perang yang telah menelan korban jiwa dan merusak sendi-sendi perekonomian dunia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com