JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan, Sudirman Said, menyinggung peran saat Anies menjadi juru kampanye Joko Widodo dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.
Hal itu disampai Sudirman ketika menjawab pertanyaan wartawan soal mengapa Anies Baswedan tidak mendapat endorsement dari Presiden Jokowi dalam bursa pilpres 2024.
"(Pak Anies) tidak hanya jadi jurkam, Pak Anies dulu menterinya Pak Jokowi yang (periode) pertama. Yang berprestasi lho. Enggak ada tuh berita Pak Anies tidak berprestasi," ujar Sudirman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).
"Kemudian diberhentikan, enggak protes. Enggak melawan. Kemudian dipilih jadi gubernur (DKI Jakarta). Kan selama jadi gubernur itu banyak sekali program Presiden Jokowi diselesaikan. MRT diselesaikan, tata kota diperbaiki," paparnya.
Baca juga: Sudirman Said Ungkap Ada Pejabat Jokowi yang Ingin Gagalkan Pencapresan Anies Lewat PKS
Selian itu, menurut Sudirman, pekerjaan rumah pemerintah provinsi DKI Jakarta setelah ditinggal oleh Jokowi maju sebagai capres 2014 pun diselesaikan.
Kemudian, ketika pandemi Covid-19, pemerintahan Anies di DKI Jakarta disebutnya menjadi andalan.
"Ketika Covid-19 itu menjadi andalan republik karena Jakarta paling padat. Sebagai contoh itu bagaimana Covid-19 diselesaikan. Tapi itu sangat membantu reputasi pemerintah nasional itu. Tidak pernah merepotkan, tidak pernah melakukan perlawanan apapun," tegasnya.
"Jadi pertanyaanmu itu, saya jawab dengan pertanyaan, kenapa ya itu ya? Kenapa begitu? Nah ini barangkali refleksi kepada seluruh masyarakat kenapa ada kejadian seperti ini," lanjut Sudirman.
Baca juga: AHY Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Jubir Anies: Kami Enggak Salah Pilih Teman Koalisi
Meski demikian, dia menegaskan, tim Anies tidak ingin Presiden Jokowi memberikan endorsement.
Menurut pandangan Sudirman, jika Presiden ingin memberikan endorsement sebaiknya kepada semua bakal capres.
"Kami sih tidak ingin Presiden Jokowi meng-endorse Pak Anis. Tidak. Karena itu juga tidak fair. Tapi, mengendorse lah semuanya kalau mau endorse," katanya.
"Dalam artian, ini putra terbaik bangsa, silakan maju, berkompetisi. Begitu. Atau, stay netral, betul-betul netral, menjadi penyelenggara yang netral supaya semua, siapapun yang bertarung itu hasilnya diterima oleh masyarakat," tambah Sudirman.
Anies Baswedan pernah menjadi Juru Bicara Tim Pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014.
Saat itu, Jokowi mengatakan bahwa sosok Anies Baswedan sangat penting dalam tim pemenangannya pada Pemilu Presiden 2014.
Sehingga, Jokowi merasa perlu meminta bantuan Anies untuk bergabung dengan tim suksesnya.
"Saya malam-malam telepon Pak Anies, mohon saya dibantu," kata Jokowi di posko tim kampanye nasional, Jalan Sisingamaraja No. 5, Jakarta Selatan pada 27 Mei 2014.
Baca juga: Anies dan Koalisi Perubahan Disebut Mesti Bersiap jika Demokrat Hengkang
Setelah Jokowi terpilih menjadi Presiden, Anies pun ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Namun, keberadaan Anies di Kabinet Jokowi-JK hanya berumur dua tahun saja. Pada 27 Juli 2016, Anies di-reshuffle dan digantikan oleh Muhadjir Effendy.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.