Sementara itu, kata Taufik, pengumuman cawapres yang cepat maupun lambat juga bisa saja memengaruhi hasil survei.
"Itu termasuk dinamika yang harus diperhitungkan. Artinya, bisa saja dengan cepat (mendeklarasikan), itu akan membantu ke peningkatan hasil survei, bisa juga sebaliknya," ujar Taufik.
"Ketika cepat malah nanti berpengaruh ke hasil survei bisa juga," sambung Taufik.
Sementara itu, PKS menilai dinamika elektabilitas dalam sebuah survei adalah hal yang lazim.
"Calon lain belum ada cawapresnya bisa naik kok. Ya faktanya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto belum ada cawapresnya kan naik juga," ujar Juru Bicara (Jubir) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategi (TPS) Agung Baskoro menilai desakan dari Partai Demokrat kepada Anies supaya segera mendeklarasikan bakal cawapres semakin menegaskan partai berlambang bintang mercy ini ingin memastikan kepentingan mereka atas AHY terakomodasi.
Bahkan, menurut Agung, ada peluang Demokrat hengkang dari KPP dan merapat ke poros koalisi lain jika kepentingan mereka supaya AHY dipilih sebagai bakal cawapres tak dipenuhi.
"Karena bila tidak, maka kemungkinannya sangat besar Demokrat akan berpindah haluan ke koalisi lain atau koalisi yang punya kans menang yang kini terwujud dalam KKIR (Koalisi Kebangkitan untuk Indonesia Raya) bersama Prabowo," ujar Agung dalam keterangannya, seperti dikutip pada Rabu (7/6/2023).
Desakan yang disampaikan Demokrat kepada Anies juga dinilai tepat karena menggunakan alasan dari pemaparan hasil survei terkait elektabilitasnya yang menurun.
Agung menganggap kenyataan itu membuat Partai Demokrat harus bersikap realistis jika ingin meraih kekuasaan pada 2024, setelah mereka menjadi oposisi dalam dua periode pemerintahan Presiden Jokowi.
Selain itu, lanjut Agung, konflik antara Demokrat dengan Moeldoko terkait tampuk kepemimpinan partai juga dinilai semakin memicu partai itu berharap mendapat kejelasan sikap dari Anies terkait posisi bakal cawapres.
(Penulis : Adhyasta Dirgantara, Fika Nurul Ulya | Editor : Sabrina Asril, Novianti Setuningsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.