Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch N Kurniawan
Dosen

Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University | Praktisi Kehumasan | Mantan Jurnalis Energi, Lingkungan, Olahraga

Pancasila, Gen Z, Milenial, dan Gen X

Kompas.com - 05/06/2023, 16:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa poin positif yang bisa diambil dari aktivitas Gen Z dalam dunia digital adalah tidak adanya batas negara dalam dunia digital, sehingga mereka dengan mudah berteman dengan rekan sebaya dari negara lain karena memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik.

Gen Z ini bagi Indonesia adalah berkah karena tidak gampang minder dan sudah terekspose dengan interaksi dunia internasional sejak dini.

Kepintaran, pengetahuan dan ketrampilan Gen Z ini juga diproyeksikan akan melebihi kebanyakan orangtuanya, baik mulai dari pengetahuan umum yang terbaru hingga pengetahuan dan keterampilan digital berkat eksplorasi di dunia digitalnya.

Sedangkan implikasi negatif dunia digital bagi Gen Z di antaranya adalah mendorong Gen Z mengikuti tren negatif di media sosial, misalnya, soal flexing harta dan prinsip individualistis-materialistis, membuat Gen Z kecanduan beraktivitas di dunia digital, memicu kesulitan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian suatu bangsa, serta memungkinkan Gen Z terpapar pada perilaku kekerasan, pornografi, dan narkoba yang mungkin dipertontonkan di dunia digital.

Di sini, orangtua memegang peranan yang sangat penting dalam meminimalkan pengaruh negatif dunia digital ke Gen Z, melalui pendekatan berkawan dengan aktivitas Gen Z ketimbang pendekatan superioritas orangtua ke anak.

Dengan demikian, eksplorasi dunia digital yang dilakukan Gen Z menjadi semakin terarah ke hal positif dan demikian juga implikasinya.

Di sisi lain, dalam periode belajar di sekolah, Gen Z ini juga familiar dengan materi pendidikan di sekolah seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), serta berbagai aktivitas kepemimpinan, seni, pramuka, pecinta alam, olahraga dll.

Yang menjadi isu adalah seberapa besar dan efektif pengaruh materi pendidikan di sekolah tersebut termasuk materi PPKN kepada Gen Z dibandingkan pengaruh dunia digital kepada Gen Z.

Kalau melihat konten media sosial dan aplikasi games di dunia digital yang begitu menarik dan interaktif, ditambah dengan tingginya pengetahuan, ketrampilan, eksistensi yang diperoleh Gen Z dari dunia digital, serta masifnya penggunaan smartphone di kalangan Gen Z, rasa-rasanya pengaruh aktivitas dunia digital sudah jauh lebih besar dibandingkan pengaruh sekolah dan orangtua termasuk pendidikan tentang Pancasila.

Perlu Milenial dan Gen X

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di sekolah yang berisi pemaparan sejarah Pancasila dan pengamalan tiap-tiap sila kepada Gen Z supaya menjadi warga negara Indonesia yang berkarakter sesuai kearifan dan budaya bangsa adalah cara resmi pemerintah menghubungkan Pancasila warisan Greatest Gen ke Gen Z.

Ini merupakan keberlanjutan dari Pendidikan Moral Pancasila (PMP) bagi Baby Boomers dan Gen X, dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) bagi Millennials.

Langkah tersebut cukup baik. Hanya kekurangan utamanya ada pada metode pengajaran PPKN yang relatif satu arah, bersifat menghafal dan kurang memanfaatkan konten digital untuk menyampaikan pesan moralitas Pancasila ke Gen Z.

Mengingat kehidupan Gen Z begitu dipengaruhi dunia digital, maka agar Pancasila tetap relevan bagi Gen Z, pemerintah semestinya melakukan penetrasi edukasi Pancasila ke Gen Z lewat media sosial, membuat konten-konten digital/visual - video, animasi, foto, podcast dll - yang realistis, inovatif, kreatif dan menyenangkan tentang nilai-nilai Pancasila di media sosial secara konsisten dan jika dirasa perlu juga bisa lewat games.

Dan ini perlu melibatkan Milenial dan Gen X (yang berada di perbatasan dengan Milenial) dalam membuat konten-konten tersebut, serta bertahap melibatkan Gen Z ke dalam konten, sehingga konten tersebut 'nyambung' dengan Gen Z.

Di sisi lain, di rumah, ajaran Pancasila ini sebenarnya ditularkan dari orangtua (Milenial dan Gen X) ke anak (Gen Z) secara tidak langsung melalui perilaku positif sehari-hari yang mencerminkan kelima sila tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com