CIREBON, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) dari PDI-P Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya yang pernah dimarahi ibu-ibu saat pandemi Covid-19.
Ketika itu, para pedagang kecil tidak bisa berjualan karena Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP melakukan penertiban dalam rangka pembatasan sosial di masa pendemi Covid-19
"Ketika pandemi banyak usaha kecil enggak bisa jualan. Di pinggir jalan disuruh berhenti sama Satpol PP. Saya dimarahin emak-emak," ujar Ganjar saat berdialog dengan para influencer, Tiktoker, Gen di Famouz Cafe, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023).
Dari pengalaman itu, Ganjar akhirnya menggunakan media sosial pribadinya untuk mempromosikan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) masyarakat yang terdampak pandemi.
"Di situlah awal mula dari Lapak Ganjar. Seseorang bertanya kepada saya, 'Mas itu followers sudah 5 juta, kenapa enggak dipakai untuk nge-push produk'," katanya.
Baca juga: PAN Ditawari PDI-P Dukung Ganjar, Zulhas: Kami Hormati Tawaran Itu, tapi...
"(Saya tanya) Gimana caranya? '(Pakai) hashtag aja, biar masuk ke situ. Nanti kita kalau cari produknya akan ketemu'. 'Ya udah, kasih hashtag apa ya untuk jualan?' Di situ ide saya Lapak Ganjar. Lapaknya Pak Ganjar," ujar Ganjar lagi.
Kader PDI-P ini pun mengatakan bahwa sambutan masyarakat begitu luar biasa.
Oleh karena itu, ia bersama tim memutuskan untuk melakukan pemilihan lapak yang aman dipromosikan di medsos Ganjar.
"Akhirnya setiap minggu kita potong-potong, setiap weekend saya jualan kasih tema. Nah nanti yang bagus kita repost," kata Ganjar.
"Saya tidak menduga dunia digital itu menarik. Tiba-tiba ada perempuan setengah baya, dia jualan terus bangkrut, stres. Dan dia punya inisiatif beralih ke produk yang lain, dia buat masker, dia buat topi, dia buat tas," ujarnya lagi.
Baca juga: Pesan Ganjar pada Gen Z Cirebon: Bikin Karya yang Punya Nilai Lebih dari Sampah
Saat itu, Ganjar mengatakan, momentum semua orang belanja online. Sehingga perempuan setengah baya itu pun mendapat keuntungan yang besar.
"Momentum itu ada untuk jualan, maka dari bangkrut, penjualan naik ke 300 persen. Itu pertama kali," kata Ganjar.
Kemudian, ada kisah pengusaha keramik gelas yang hampir guling tikar karena produk seharga Rp 12.000-14.000 miliknya tidak laku di pasaran.
Ia memberikan solusi agar pengusaha itu melakukan riset dan membaca keinginan pasar masa kini.
"Akhirnya, dia tunjukkan desain-desain baru sesuai dengan maunya pasar, macam-macam. Yang terjadi kita promosikan dan orang ikutan, dan memang produknya bagus banget," ujar Ganjar.
"Dia sekarang jual Rp 120 ribu, lakunya kaya kacang goreng. Satu teko dengan desain khusus 'saya ambil 4 dong, ternyata harganya Rp 1,5 juta’. Keren loh jadi menambah nilai," katanya lagi.
Baca juga: Ganjar Singgung Pertemuan Megawati dan PAN: Tak Sekadar Bicara Pilpres
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.