Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soeharto di Mesir Saat Kerusuhan Mei 1998 Meletus, Sepertiga Kekuatan Militer Duduki Ibu Kota

Kompas.com - 22/05/2023, 08:47 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - 9 Mei 1998, Soeharto bertolak ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-15.

Di tengah situasi politik dan keamanan nasional yang tidak menentu, Soeharto mengikuti pertemuan KTT G-15 dengan memberikan pemaparan terkait kondisi perekonomian di Asia, terutama Indonesia yang dilanda krisis moneter.

Sebelum berangkat ke Kairo, Soeharto memberikan keterangan pers. Ia mengatakan bahwa ketenangan, keamanan, dan ketenteraman diperlukan untuk menjaga kepercayaan investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Soeharto juga berharap situasi di Tanah Air bisa kondusif selama ia melakukan lawatan ke Mesir.

"Saya percaya, rakyat menyadari betapa pentingnya stabilitas nasional, khususnya stabilitas politik. Lebih-lebih di saat kita akan mengadakan perbaikan-perbaikan akibat krisis. Semua ini memerlukan ketenangan, keamanan, dan ketentraman," kata Soeharto saat itu kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, dilansir dari harian Kompas.

Baca juga: Yusril Luruskan Isu Wiranto Kudeta Soeharto Jelang Runtuhnya Orde Baru

Selain menghadiri acara KTT G-15, Soeharto juga memiliki agenda lain, salah satunya bertemu dengan Presiden Mesir saat itu, Hosni Mubarak, di Istana Al Ittihadiyah.

“Keberangkatan Pak Harto ke Kairo memang dianggap sangat penting untuk dilakukan, terutama untuk memulihkan image pada dunia luar bahwa keadaan di dalam negeri itu cukup kondusif untuk pergi keluar negeri,” kata Yusril Ihza Mahendra, staf Sekretariat Negara saat itu, dalam wawancaranya bersama Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Rencananya Soeharto baru akan pulang ke Indonesia pada 15 Mei.

Namun, Soeharto mempersingkat sehari kunjungannya. Ia kembali ke Indonesia pada 14 Mei 1998 melalui Bandara Kairo menuju Jakarta.

Sebab, sehari sebelumnya, kerusuhan pecah di Jakarta. Massa menuntut reformasi.

Rumah Yusril didatangi Paspampres

Soeharto tiba di Jakarta, 15 Mei 1998. Melalui Menteri Penerangan saat itu, Alwi Dahlan, Soeharto menanggapi isu yang beredar dan membantah dirinya bersedia mengundurkan diri.

Suasana Jakarta masih mencekam, toko-toko banyak yang tutup dan sebagian besar warga masih takut keluar rumah.

“Ketika Pak Harto pulang dari luar negeri itulah sebenarnya memuncaknya kerusuhan bulan Mei 1998 itu,” kata Yusril.

Soeharto tiba pagi hari, Yusril lantas tidak langsung menemui Soeharto.

“Saya tidak mau ganggu karena beliau masih capek dan istirahat,” kata Yusril.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com