Namun, pada 16 Mei dini hari sekira pukul 01.00 WIB, rumah Yusril di Ciputat, didatangi tentara.
Baca juga: Naskah Pidato 21 Mei 1998, Yusril Ungkap Alasan Soeharto Pilih “Berhenti” ketimbang “Mundur”
“Beberapa mobil militer berhenti di rumah saya, ketuk-ketuk, dan saya lihat tentara kok banyak sekali di depan rumah saya, saya tahu seragam yang dipakai itu seragam pasukan pengamanan presiden (paspampres),” ucap Yusril.
Kepada Yusril, salah satu paspampres mengatakan bahwa ada perintah dari Soeharto.
“Saya buka pintu dan komandan itu mengatakan, ‘selamat pagi, Pak, maaf mengganggu, melaksanakan tugas presiden, bapak diminta untuk menghadap presiden sekarang’,” kata Yusril.
Yusril pun bergegas ke rumah Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. Ia menyetir mobil sendiri.
Sampai di Jalan Cendana, Yusril tidak langsung menuju rumah Soeharto. Ia terlebih dulu menuju rumah Prabowo Subianto yang saat itu menjabat Pangkostrad.
“Jadi saya jalan kaki sama Pak Prabowo masuk ke rumah Pak Harto,” kata Yusril.
Baca juga: Kekecewaan Soeharto ketika Ditinggalkan 14 Menteri...
Dalam rumah tersebut sudah ada Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Muchdi Pr dan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo.
“Pak Harto keluar pake kain sarung dan kaos oblong, (lalu mengatakan) ‘saya minta maaf manggil semua karena ini keadaan genting’,” kata Yusril.
Kepada Soeharto dan tiga jenderal, Yusril juga bercerita keadaan chaos Jakarta selama Soeharto di Mesir.
Sehari sebelum Soeharto mengundurkan diri, Amien Rais menyelenggarakan acara memperingati 20 Mei (Hari Kebangkitan Nasional) di Tugu Monumen Nasional (Monas).
Amien Rais mengerahkan kekuatan mahasiswa pada saat itu.
Prabowo yang saat itu sebagai Pangkostrad kemudian menemui Amien agar jangan mengarahkan massa begitu besar ke Monas.
“Saya mengatakan, ‘Pak Amien, ini tentara di Jakarta sekarang 150.000, itu sepertiga kekuatan TNI ada di Jakarta,” kata Yusril mengingat kata-katanya kepada Amien.
“Tentara-tentara ini sudah dua minggu pegang senjata, duduk-duduk di tank, Kostrad, Kopassus, semua ditarik di Jakarta, semua kumpul di Jakarta,” ujar Yusril.
Baca juga: Dari Tepi Sungai Nil, Soeharto Ungkap Keinginan Mundur sebagai Presiden