Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun Reformasi: Soeharto Lengser, Habibie Jadi Presiden hingga Isu Kudeta

Kompas.com - 21/05/2023, 09:39 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat dua puluh lima tahun lalu, yakni pada 21 Mei 1998, Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden ke-3 RI di Istana Merdeka.

Pelantikan Habibie dilakukan pukul 09.10 WIB, usai Soeharto membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Presiden RI saat itu.

Habibie mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI disaksikan oleh Soeharto dan para pimpinan Mahkamah Agung.

Wartawan Harian Kompas yang ketika itu bertugas meliput kegiatan di Istana Kepresidenan, Joseph Osdar, menceritakan detik-detik Habibie dilantik dan setelahnya.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Saat Soeharto Bacakan Pidato Pengunduran Diri di Istana Merdeka

Menurut Osdar, usai Habibie dilantik menjadi Presiden, Soeharto masih sempat menyalaminya.

Bahkan, Soeharto masih menyunggingkan senyum saat bersalaman dengan Habibie. Begitu juga saat bersalaman dengan pimpinan Mahkamah Agung.

Setelahnya, Pak Harto, panggilan akrab Soeharto, memberikan senyum dan lambaian tangan ke wartawan dan bergegas meninggalkan Istana Merdeka.

"Pak Harto keluar dari Istana Merdeka, terus pulang sama ajudan dan Mba Tutut ke Cendana (kediaman di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta)," ujar Osdar dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Baca juga: Sisyphus dan Reformasi: 25 Tahun Memperjuangkan Demokrasi

Wartawan istana menunggu situasi

Osdar mengungkapkan, ia sempat ingin bergeser ke Cendana setelah itu. Sebab, ingin meliput seperti apa kondisi Cendana usai Soeharto mengundurkan diri dari jabatan yang dipegangnya selama 32 tahun.

Namun, saat itu seorang rekan wartawan dari media nasional mengingatkan masih ada berbagai aktivitas yang terjadi di Istana Kepresidenan.

"Waktu itu ada yang mengatakan, kita di sini saja. Kita ikuti suasana Istana setelah Pak Habibie dilantik," kata Osdar.

Para jurnalis Istana akhirnya memilih untuk tetap tinggal di Istana. Terlebih, setelah mendapat informasi bahwa tak lama lagi akan ada pengumuman kabinet baru Presiden Habibie.

"Kita menunggu situasi di Istana sambil mencari bocoran siapa saja besok yang dijadikan menteri kan," kata Osdar.

Baca juga: Upaya BJ Habibie Mengatasi Krisis Ekonomi

Para pewarta saat itu duduk di area koridor Istana yang berada di samping Wisma Negara.

Tak berapa lama, Pasukan Pengamanan Kepresidenan (Paspampres) meminta wartawan berpindah.

Para awak media kemudian memilih berpindah ke perssroom yang ada di Gedung Sekretariat Negara. Tujuannya agar bisa lebih dekat memantau kedatangan para tamu Presiden di hari itu.

"Karena kita sudah mendapatkan bocoran waktu itu Pak Prabowo (Prabowo Subianto, saat itu Pangkostrad) akan datang. Kemudian, Gubernur Bank Indonesia juga akan datang," ungkap Osdar.

"Kita sudah mulai mendengar dari sumber-sumber Istana bahwa ada penyerahan pasukan gitu juga kan," ujarnya lagi.

Baca juga: Yusril Kenang Saat Polisi Era Habibie Tak Tangkap Penggugat Keabsahan Mundurnya Soeharto

FOTO ARSIP - Suasana kegembiraan meliputi kalangan mahasiswa di depan pesawat televisi di gedung MPR/DPR RI ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden RI, di Jakarta, Kamis (21/5/1998). Wapres BJ Habibie selanjutnya menjadi presiden ketiga RI. ANTARA FOTO/Saptono/RF02/Koz/hp/aww.SAPTONO FOTO ARSIP - Suasana kegembiraan meliputi kalangan mahasiswa di depan pesawat televisi di gedung MPR/DPR RI ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden RI, di Jakarta, Kamis (21/5/1998). Wapres BJ Habibie selanjutnya menjadi presiden ketiga RI. ANTARA FOTO/Saptono/RF02/Koz/hp/aww.

Kedatangan Prabowo di Istana dan isu kudeta

Oscar mengatakan, usai dilantik sebagai Presiden pada 21 Mei 1998, BJ Habibie tak langsung mengumumkan kabinetnya.

Namun, baru pada Jumat, 22 Mei, Presiden ke-3 RI itu menyampaikan siapa saja yang menjadi anggota kabinet baru, yakni Kabinet Reformasi Pembangunan.

"Jumat menjelang siang hari, Pak Habibie umumkan kabinet. Jadi kira-kira 24 jam setelah dilantik dia umumkan kabinet," kata Osdar.

Sebagian besar dari 14 menteri yang sebelumnya menyatakan undur diri dari kabinet terakhir Soeharto akhirnya bergabung dengan kabinet Habibie.

Kabinet baru tersebut mulai bertugas pada 23 Mei 1998.

Baca juga: Kenang Awal Era Reformasi, Yusril Ungkap Rapat di Rumah yang Bikin BJ Habibie Tak Maju Lagi Jadi Presiden RI

Osdar mengungkapkan, usai Presiden Habibie mengumumkan jajaran kabinetnya, suasana Istana Kepresidenan justru lebih ramai.

Sebab, saat itu beredar informasi mengenai isu kudeta.

Meski informasi masih simpang-siur, wartawan Istana menjadi curiga ketika keluarga Habibie diharuskan berada di Wisma Negara yang masih satu kompleks dengan Istana Kepresidenan.

"Karena keluarga Pak Habibie semua harus kumpul di Wisma Negara. Kami melihat, bahwa itu menjadi situasi yang agak tanda tanya ya," ujar Osdar.

"Kenapa keluarganya Pak Habibie yang tinggal di Kuningan atau ada yang di tempat lain semua harus kumpul di Wisma Negara ? Nah itu dalam tanda kutip. Ini (diisukan) akan ada kudeta bersenjata gitu kan," katanya lagi.

Baca juga: 4 Penemuan BJ Habibie di Dunia Penerbangan, Ada yang Dibeli NASA

Saat itu, wartawan Istana mendapatkan bocoran informasi bahwa Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen Prabowo Subianto akan datang ke Istana.

Informasi lain menyebutkan bahwa di luar sudah terjadi pengerahan pasukan.

"Waktu itu kan katanya ada yang mengatakan ada pasukan dari luar Jakarta datang ke Istana sama ke Kuningan (kediaman Habibie). Itu kan pasukan pasukan memang datang, tapi katanya itu tidak koordinasi dengan Panglima ABRI (Pangab) Wiranto," ujar Osdar.

Ia menuturkan, saat Soeharto sudah lengser kondisi di Istana sudah mulai sedikit terbuka. Sehingga bocoran informasi-informasi terkini mulai mudah diketahui.

"Sehingga mulai gampang mendengar isu begitu kan. Itu Paspampres, Paspampres yang sebelumnya enggak bisa ngomong sudah mulai bisa ngomong lagi," kata Osdar.

Baca juga: Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Pada akhirnya, Prabowo Subianto hadir di Istana pada 23 Mei 1998 menjelang sore hari.

Wartawan Istana saat itu menyaksikan kedatangan Prabowo dari jauh, yakni dari ruang media Sekretariat Negara.

Osdar mengatakan, jika dirunut dari penjelasan Habibie dalam bukunya, "Detik-detik yang Menentukan" saat itu kedatangan Prabowo di Istana dipertanyakan.

Sempat ada pula kekhawatiran jika Prabowo enggan menanggalkan senjata ketika bertemu dengan Habibie.

"Jelang sore itu, memang Pak Prabowo datang, memang kita melihat dari jauh. Saat itu, paling enggak setelah saya baca bukunya Pak Habibie, saat itu memang ada ketegangan dalam pertemuan itu. Kan Prabowo datang mempertanyakan mengapa dia diganti (sebagai Pangkostrad)," kata Osdar.

"Kelihatannya dia mau minta supaya enggak diganti dulu, minta supaya minta waktu. Menurut Pak Habibi, bahwa dia (Prabowo) harus diganti pada Jumat malam sebelum matahari terbenam harus diganti. Tapi kan dia menantu presiden kan, jadi penggantiannya agak susah kan tidak mulus. Tapi akhirnya digantikan," ujarnya lagi.

Osdar pun menambahkan bahwa saat bertemu Presiden Habibie, Prabowo sudah tidak membawa senjata.

Baca juga: Hari Pahlawan, Maruf Amin Tabur Bunga di Makam Habibie hingga Pahlawan Tak Dikenal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com