Salin Artikel

25 Tahun Reformasi: Soeharto Lengser, Habibie Jadi Presiden hingga Isu Kudeta

Pelantikan Habibie dilakukan pukul 09.10 WIB, usai Soeharto membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Presiden RI saat itu.

Habibie mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI disaksikan oleh Soeharto dan para pimpinan Mahkamah Agung.

Wartawan Harian Kompas yang ketika itu bertugas meliput kegiatan di Istana Kepresidenan, Joseph Osdar, menceritakan detik-detik Habibie dilantik dan setelahnya.

Menurut Osdar, usai Habibie dilantik menjadi Presiden, Soeharto masih sempat menyalaminya.

Bahkan, Soeharto masih menyunggingkan senyum saat bersalaman dengan Habibie. Begitu juga saat bersalaman dengan pimpinan Mahkamah Agung.

Setelahnya, Pak Harto, panggilan akrab Soeharto, memberikan senyum dan lambaian tangan ke wartawan dan bergegas meninggalkan Istana Merdeka.

"Pak Harto keluar dari Istana Merdeka, terus pulang sama ajudan dan Mba Tutut ke Cendana (kediaman di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta)," ujar Osdar dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Wartawan istana menunggu situasi

Osdar mengungkapkan, ia sempat ingin bergeser ke Cendana setelah itu. Sebab, ingin meliput seperti apa kondisi Cendana usai Soeharto mengundurkan diri dari jabatan yang dipegangnya selama 32 tahun.

Namun, saat itu seorang rekan wartawan dari media nasional mengingatkan masih ada berbagai aktivitas yang terjadi di Istana Kepresidenan.

"Waktu itu ada yang mengatakan, kita di sini saja. Kita ikuti suasana Istana setelah Pak Habibie dilantik," kata Osdar.

Para jurnalis Istana akhirnya memilih untuk tetap tinggal di Istana. Terlebih, setelah mendapat informasi bahwa tak lama lagi akan ada pengumuman kabinet baru Presiden Habibie.

"Kita menunggu situasi di Istana sambil mencari bocoran siapa saja besok yang dijadikan menteri kan," kata Osdar.

Para pewarta saat itu duduk di area koridor Istana yang berada di samping Wisma Negara.

Tak berapa lama, Pasukan Pengamanan Kepresidenan (Paspampres) meminta wartawan berpindah.

Para awak media kemudian memilih berpindah ke perssroom yang ada di Gedung Sekretariat Negara. Tujuannya agar bisa lebih dekat memantau kedatangan para tamu Presiden di hari itu.

"Karena kita sudah mendapatkan bocoran waktu itu Pak Prabowo (Prabowo Subianto, saat itu Pangkostrad) akan datang. Kemudian, Gubernur Bank Indonesia juga akan datang," ungkap Osdar.

"Kita sudah mulai mendengar dari sumber-sumber Istana bahwa ada penyerahan pasukan gitu juga kan," ujarnya lagi.

Namun, baru pada Jumat, 22 Mei, Presiden ke-3 RI itu menyampaikan siapa saja yang menjadi anggota kabinet baru, yakni Kabinet Reformasi Pembangunan.

"Jumat menjelang siang hari, Pak Habibie umumkan kabinet. Jadi kira-kira 24 jam setelah dilantik dia umumkan kabinet," kata Osdar.

Sebagian besar dari 14 menteri yang sebelumnya menyatakan undur diri dari kabinet terakhir Soeharto akhirnya bergabung dengan kabinet Habibie.

Kabinet baru tersebut mulai bertugas pada 23 Mei 1998.

Osdar mengungkapkan, usai Presiden Habibie mengumumkan jajaran kabinetnya, suasana Istana Kepresidenan justru lebih ramai.

Sebab, saat itu beredar informasi mengenai isu kudeta.

Meski informasi masih simpang-siur, wartawan Istana menjadi curiga ketika keluarga Habibie diharuskan berada di Wisma Negara yang masih satu kompleks dengan Istana Kepresidenan.

"Karena keluarga Pak Habibie semua harus kumpul di Wisma Negara. Kami melihat, bahwa itu menjadi situasi yang agak tanda tanya ya," ujar Osdar.

"Kenapa keluarganya Pak Habibie yang tinggal di Kuningan atau ada yang di tempat lain semua harus kumpul di Wisma Negara ? Nah itu dalam tanda kutip. Ini (diisukan) akan ada kudeta bersenjata gitu kan," katanya lagi.

Saat itu, wartawan Istana mendapatkan bocoran informasi bahwa Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen Prabowo Subianto akan datang ke Istana.

Informasi lain menyebutkan bahwa di luar sudah terjadi pengerahan pasukan.

"Waktu itu kan katanya ada yang mengatakan ada pasukan dari luar Jakarta datang ke Istana sama ke Kuningan (kediaman Habibie). Itu kan pasukan pasukan memang datang, tapi katanya itu tidak koordinasi dengan Panglima ABRI (Pangab) Wiranto," ujar Osdar.

Ia menuturkan, saat Soeharto sudah lengser kondisi di Istana sudah mulai sedikit terbuka. Sehingga bocoran informasi-informasi terkini mulai mudah diketahui.

"Sehingga mulai gampang mendengar isu begitu kan. Itu Paspampres, Paspampres yang sebelumnya enggak bisa ngomong sudah mulai bisa ngomong lagi," kata Osdar.

Pada akhirnya, Prabowo Subianto hadir di Istana pada 23 Mei 1998 menjelang sore hari.

Wartawan Istana saat itu menyaksikan kedatangan Prabowo dari jauh, yakni dari ruang media Sekretariat Negara.

Osdar mengatakan, jika dirunut dari penjelasan Habibie dalam bukunya, "Detik-detik yang Menentukan" saat itu kedatangan Prabowo di Istana dipertanyakan.

Sempat ada pula kekhawatiran jika Prabowo enggan menanggalkan senjata ketika bertemu dengan Habibie.

"Jelang sore itu, memang Pak Prabowo datang, memang kita melihat dari jauh. Saat itu, paling enggak setelah saya baca bukunya Pak Habibie, saat itu memang ada ketegangan dalam pertemuan itu. Kan Prabowo datang mempertanyakan mengapa dia diganti (sebagai Pangkostrad)," kata Osdar.

"Kelihatannya dia mau minta supaya enggak diganti dulu, minta supaya minta waktu. Menurut Pak Habibi, bahwa dia (Prabowo) harus diganti pada Jumat malam sebelum matahari terbenam harus diganti. Tapi kan dia menantu presiden kan, jadi penggantiannya agak susah kan tidak mulus. Tapi akhirnya digantikan," ujarnya lagi.

Osdar pun menambahkan bahwa saat bertemu Presiden Habibie, Prabowo sudah tidak membawa senjata.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/21/09392051/25-tahun-reformasi-soeharto-lengser-habibie-jadi-presiden-hingga-isu-kudeta

Terkini Lainnya

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke