Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2023, 21:32 WIB
Irfan Kamil,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru menunjukkan terjadi penurunan elektabilitas calon presiden (capres) dari PDI-P Ganjar Pranowo.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby lantas mengungkapkan, ada tiga hal yang membuat elektabilitas Ganjar turun pada survei di bulan Mei 2023.

Diketahui, survei terakhir LSI Denny JA memperlihatkan Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan angka 33,9 persen, Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen dan Anies Baswedan di angka 20,8 persen.

“Kami dari LSI Denny JA menemukan setidaknya ada tiga alasan kuat yang mempengaruhi mengapa elektabilitas Pak Ganjar menurun,” kata Adjie dalam paparan survei, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Ganjar Turun Pertama Kalinya dalam Setahun Terakhir

Pertama, kata Adjie, turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo disebabkan oleh batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.

Sebab, dalam survei LSI Denny JA memperlihatkan ada 72 persen publik yang kecewa Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Publik menilai, Ganjar menjadi salah satu tokoh yang menolak Israel bermain di Indonesia. Penolakan ini dianggap menjadi salah satu pertimbangkan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

“Pernyaaan Pak Ganjar yang viral kemudian dikaitkan oleh publik menjadi penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah ” ujar Adjie.

“Oleh karena itu, siapa yang paling disalahkan, urutan pertama Pak Ganjar, urutan kedua Ibu Megawati, urutan ketiga PDI-P,” katanya lagi.

Baca juga: PDI-P Sebut Kandidat Cawapres Ganjar Tak Hanya dari Tokoh NU

Hal kedua yang membuat elektabilitas Ganjar turun adalah persepsi publik terhadap personality Gubernur Jawa Tengah yang disebut sebagai petugas partai saat dideklarasikan sebagai capres tersebut.

Publik menilai, Ganjar Pranowo bukan tipe pemimpin yang kuat lantaran dibayang-bayangi oleh Partainya.

“Pak Ganjar dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena keputusan Pak Ganjar harus dikonsultasikan atau harus direstui oleh pihak yang memberi surat tugas, dalam hal ini Ketua Umum PDI-P,” kata Adjie.

Terakhir, publik menilai kinerja Ganjar Pranowo menangani kemiskinan di Jawa Tengah buruk.

Data menunjukan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi kedua termiskin di pulau Jawa dengan presentase kemiskinan sebesar 10.98 persen.

Baca juga: Ditanya soal Imam Masjid Istiqlal Jadi Cawapres Ganjar, Puan: Semuanya Masuk

Adapun kemiskinan di Jawa Tengah juga melampaui prosentase rata-rata kemiskinan nasional. Tahun 2022, rata-rata kemiskinan nasional sebesar 9.57 persen.

“Sebagai gubernur dua periode Jawa Tengah, Pak Ganjar dianggap gagal menangani isu kemiskinan. Padahal, isu kemiskinan ini dalam survei yang kita lakukan dari tahun ke tahun adalah isu prioritas,” ujar Adjie.

Adapun survei LSI dilakukan terhadap 1.200 responden dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 3-14 Mei 2023.

Survei dengan metode multi stage random sampling ini memiliki margin of error sebesar lebih kurang 2,9 persen.

Baca juga: 4 Alasan Prabowo Ungguli Ganjar dan Anies Versi LSI Denny JA

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ganjar Ingin Aset Negara di IKN Dibangun dengan APBN

Ganjar Ingin Aset Negara di IKN Dibangun dengan APBN

Nasional
Tanggapan Jokowi Usai Menteri Bahlil Minta Tukin Naik di Depan Publik

Tanggapan Jokowi Usai Menteri Bahlil Minta Tukin Naik di Depan Publik

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Usul Saling Sanggah Dihapus, Pakar: Debat Bukan Cuma Pemaparan Program

TKN Prabowo-Gibran Usul Saling Sanggah Dihapus, Pakar: Debat Bukan Cuma Pemaparan Program

Nasional
Hukuman Angin Prayitno Diringankan Jadi 5 Tahun Penjara

Hukuman Angin Prayitno Diringankan Jadi 5 Tahun Penjara

Nasional
Kritik RUU DKJ, Anies: Demokrasi Kita Harusnya Maju Bukan Mundur

Kritik RUU DKJ, Anies: Demokrasi Kita Harusnya Maju Bukan Mundur

Nasional
Ketika Prabowo Makan Siang bersama Lesti Kejora hingga Nikita Mirzani...

Ketika Prabowo Makan Siang bersama Lesti Kejora hingga Nikita Mirzani...

Nasional
Soal RUU DKJ, Mendagri: Pemerintah Tak Setuju Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden

Soal RUU DKJ, Mendagri: Pemerintah Tak Setuju Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden

Nasional
Cerita Alam Ganjar soal 'Privilege' dan Godaan Jadi Anak Pejabat

Cerita Alam Ganjar soal "Privilege" dan Godaan Jadi Anak Pejabat

Nasional
Kampanye di Lampung, Anies Berikan Nama Adil untuk Anak Sapi

Kampanye di Lampung, Anies Berikan Nama Adil untuk Anak Sapi

Nasional
PDI-P Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Said Beberkan 4 Alasannya

PDI-P Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Said Beberkan 4 Alasannya

Nasional
Minta Realisasi Investasi di Luar Jawa Ditingkatkan, Jokowi: Masa 16.999 Pulau Hanya 52 Persen

Minta Realisasi Investasi di Luar Jawa Ditingkatkan, Jokowi: Masa 16.999 Pulau Hanya 52 Persen

Nasional
Dorong Kinerja Perusahaan, Dirut PTBA Raih Penghargaan The Best CEO in Beyond Coal

Dorong Kinerja Perusahaan, Dirut PTBA Raih Penghargaan The Best CEO in Beyond Coal

Nasional
Ramai-ramai Tolak Wacana Penunjukan Gubernur Jakarta oleh Presiden: Sekjen PDI-P hingga Cak Imin

Ramai-ramai Tolak Wacana Penunjukan Gubernur Jakarta oleh Presiden: Sekjen PDI-P hingga Cak Imin

Nasional
Vonis Diperberat, Lukas Enembe Dihukum Bayar Uang Pengganti Rp 47,8 Miliar

Vonis Diperberat, Lukas Enembe Dihukum Bayar Uang Pengganti Rp 47,8 Miliar

Nasional
Program Bagi-bagi Susu, TKN Prabowo-Gibran Buka Peluang Gandeng Industri Kecil

Program Bagi-bagi Susu, TKN Prabowo-Gibran Buka Peluang Gandeng Industri Kecil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com