Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Artis Jalan Instan Partai Dulang Suara, Kaderisasi Dipertanyakan

Kompas.com - 17/05/2023, 09:52 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran bakal calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2024 kali ini bertabur bintang. Banyak artis dan pesohor yang datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk didaftarkan partai pengusungnya masing-masing sebagai bakal Caleg 2024.

Misalnya seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Amanat Nasional (PAN), Nasdem, serta Perindo. Mereka menjadi partai yang mendaftarkan cukup banyak bakal caleg yang berasal dari kalangan artis jika dibandingkan partai lain.

Dalam hal ini, PDI-P mendaftarkan belasan caleg dari kalangan artis. Di antaranya seperti Rano Karno, Rieke Diah Pitaloka, Krisdayanti, Harvey Maleiholo, Nico Siahaan, hingga Once Mekel.

Baca juga: Bakal Caleg Artis yang Daftar Pemilu 2024: Krisdayanti, Denny Cagur, Arumi Bachsin, hingga Ahmad Dhani

Untuk PAN, mereka mendaftarkan Eko Patrio, Pasha Ungu, Muchtar Lutfi alias Opie Kumis, Ely Sugigi, hingga Uya Kuya.

Rupanya, keputusan partai yang memilih untuk mendaftarkan sederet artis sebagai caleg mereka dinilai hanyalah demi kepentingan suara semata.

Maka dari itu, proses kaderisasi demi mencetak kader ideologis dari partai-partai yang bertabur bintang ini pun dipertanyakan.

Terlebih, para artis ini baru didaftarkan ketika menjelang Pemilu 2024 dimulai.

Manfaatkan artis untuk dulang suara

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menilai banyaknya artis yang didaftarkan sebagai caleg adalah untuk mendulang suara mereka.

Menurut Ubed, kehadiran para artis di dunia politik ini juga menunjukkan kegagalan partai politik dalam melahirkan kader berkualitas yang mampu mendulang suara pada pemilu.

Kondisi ini membuat mereka menjaring publik figur seperti para artis untuk mendongkrak suara mereka.

"Jadi menempatkan artis sebagai vote getter atau pendulang suara partai. Sepertinya alasan ketiga ini menjadi yang paling dominan," kata dia.

Baca juga: Voxpol: Sistem Proporsional Terbuka Lemahkan Parpol, Munculkan Caleg-caleg Artis Modal Tenar

Ubed menjelaskan, ada hal lebih penting bagi partai yang banyak merekrut artis menjadi caleg, yakni menyiapkan kapasitas artis untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota dewan jika terpilih.

Khususnya, fungsi mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat dan legislasi atau membuat undang-undang.

Dengan demikian, akan berbahaya jika seorang artis yang terpilih menjadi anggota dewan ke depannya tidak paham apapun, sehingga hanya diam saja.

"Berbahaya jika artis terpilih menjadi anggota dewan tetapi kerjanya hanya duduk, diam, dan pamer busana. Saya kira hal itu sangat tidak diharapkan oleh rakyat," tuturnya.

"Apalagi jika sepanjang menjabat anggota dewan tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memperjuangkan rakyat banyak. Ini bisa merugikan konstituen atau rakyat yang memilihnya," sambung Ubed.

Kaderisasi partai dipertanyakan

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, sebenarnya partai terbantu dalam hal urusan pengkaderan ketika mengajak artis bergabung menjadi caleg.

Akan tetapi, keputusan mendaftarkan sederet artis sebagai caleg ke KPU juga menunjukkan betapa besarnya masalah kaderisasi yang dimiliki partai tersebut.

"Ada problem serius di internal tentang bagaimana pola kaderisasi yang sesungguhnya," ujar Agung.

Baca juga: 22 Caleg Artis Sumbar Gagal Dapatkan Kursi

Menurut Agung, sebenarnya ada banyak jenjang formal kaderisasi yang harus dijalani seorang caleg dari partai.

Namun, khusus para artis ini, mereka jadi bisa melewati banyaknya jenjang kaderisasi tersebut.

Agung menilai, dengan melibatkan artis, maka ceruk massa partai menjadi lebih luas.

"Dan citra partai ikut terdongkrak dengan popularitas yang dimiliki saat mereka ditempatkan di dapil yang tepat," ucapnya.

Partai klaim tidak cari artis demi popularitas

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan, pihaknya tak hanya mencari nama yang sudah populer di kalangan masyarakat.

AHY berdalih keputusan Demokrat melibatkan caleg dari kalangan artis agar bakal caleg yang diusung Demokrat jadi beragam.

“Mudah-mudahan, bukan hanya mencari mereka yang populer, tapi kami juga mencari kombinasi yang baik,” ujar AHY.

Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Nusyirwan Soejono mengimbau kepada seluruh pesohor atau artis yang menjadi bakal caleg dari partai politik (parpol) berlambang kepala banteng moncong putih itu harus bisa menjaga karakter partainya.

Menurut dia, PDI-P itu amat lekat dengan sebutan partainya orang kecil atau wong cilik. Oleh sebab itu, karakter partai harus selalu dijaga terus oleh seluruh publik figur yang ingin terjun ke dunia politik.

"Tentu harapannya yang disebut artis tadi dapat menyesuaikan dengan karakter masing-masing partai. Contohnya, PDIP ini semua mengenal sebagai partainya wong cilik," kata Nusyirwan dalam program "Sapa Pagi Indonesia" di Kompas TV.

Ia menambahkan, pihaknya menggaet artis untuk menjadi bakal caleg bukan untuk mendongkrak suara partai, melainkan memang yang bersangkutan memiliki kapasitas untuk duduk di kursi parlemen.

"Sehingga sebetulnya tidak juga ini untuk mendongkrak suara. Tapi masing-masing (parpol) tentu mempunyai kapasitas untuk merebut suaranya sendiri. Itu yang seharusnya berfungsi menjadi representasi dari bagian artis tersebut," katanya.

Berikut daftar artis dan pesohor yang didaftarkan sebagai bakal caleg ke KPU:

PDI-P

1. Rano Karno

2. Rieke Diah Pitaloka

3. Krisdayanti

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com